NUBIC.COM,.Malaysia. Mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) Anggun Andreyani dan Asih Tri Marini dari Program Studi Ketahanan Energi Fakultas Manajemen Pertahanan Unhan berhasil menyabet medali perungu (Juara III) dalam ajang bergengsi Asian Youth Innovation Awards di Malaysia Technology Expo 2017 dengan peserta dari Croatia, Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippines, Thailand, Taiwan, dan Saudi Arabia, dan berlangsung 16-18/2.
Technology Expo
adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh PROTEMP Group and
Malaysian Association of Research Scientists (MARS) tahun ini adalah
penyelenggaran yang ke-16. MTE 2017 bertujuan untuk menghubungkan penemu
dan technopreneur dengan calon investor dan rekan-rekan mereka untuk
membantu komersialisasi produk. Event ini merupakan event bergengsi di
Malaysia karena diikuti 500 penemunan dengann kategori junior(dibawah 17
tahun), youth (18-25 tahun), senior invention (diatas 25 tahun),
terdiri dari 130 peserta pameran dan mampu menarik sekitar 10.000
pengunjung.
Acara ini
dibuka oleh Y. BHG. Dato’ Norhalim bin Yunus sebagai CEO dari Malaysian
Technology Development Corporation kemudian ditutup oleh Datuk P
Kamalanathan sebagai Deputi Menteri Edukasi dan Pendidikan Tinggi II
Malaysia.
Penjurian
berupa latar belakang tercetusnya ide, teknik pengoprasian, keunggulan
produk, originalitas, penerapan, harga produksi, dan seberapa jauh
teknologi mampu memecahkan masalah energi di daerah asal.
Mahasiswa
Unhan mampu menjawab pertanyaan dengan gamblang banyaknya masyarakat
Indonesia yang tinggal dipedesaan dan belum mampu mengakses gas LPG dan
minyak tanah yang harganya mahal, serta masyarakat Indonesia yang
tinggal dipedesaan umunya menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar
untuk aktivitas rumah tangga, dengan kendala yang dihadapi yaitu proses
menyalakan api lebih lama, pemakaian tidak bersih dan tidak efisien,
disinggung pula bahwa pemakaian gas dikota-kota besar yang sangat tinggi
dapat menyebabkan berkurangnya energi fosil, terlebih haraga gas di
Indonesia masih terlalu tinggi bila dibandingkan negara-negara ASEAN.
Dengan
mendemokan alat peraga dan membuktikan bahwa kompor briket listrik
mampu menyalakan briket dengan cepat yaitu tidak lebih dari 1 menit.
Keunggulan produk ini selain mampu menyalakan briket dengan cepat juga
mampu menghemat 18,03% dibandingkan penggunaan gas LPG. Sehingga
originalitas karya dari penemunan inilah dinilai unik. Penerapan
teknologi kompor briket listrik pun cukup mudah digunakan oleh masyrakat
menengah kebawah dan harganya dapat terjangkau yaitu menghabiskan biaya
produksi Rp. 500.000 saja atau setara dengan 180 ringgit Malaysia.
Teknologi
ini mampu memcahkan masalah energi terutama bagi masyarakat pedesaan
yang masih sulit mengakses LPG dan mendukung bauran energi dari
Kementrian ESDM Indonesia yaitu Biomassa. Disamping itu pula, teknologi
kompor briket listrik sangat ramah lingkungan sebab tidak menimbulkan
polusi udara. Sehinga Atas penemuan ini mahasiswa Unhan Anggun Andreyani
dan Asih Tri Marini berhak mendapatkan medali perungu (juara III) dalam
ajang bergensi ini. (An).
Posting Komentar