NUBIC.COM,.Jakarta, 24 Februari 2017 – Indonesia berkomitmen memanfaatkan kerja sama kemitraan antara ASEAN dan Korea Selatan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Negeri Ginseng tahun ini. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Ari Satria pada Pertemuan Tahunan the 9th Council Director of the ASEAN Korea Centre (AKC).
“Indonesia kembali akan memanfaatkan program kerja AKC Tahun 2017, khususnya di bidang perdagangan, sebagai salah satu strategi peningkatan kinerja ekspor Indonesia di pasar Korea,” kata Ari di Jakarta (24/2). Pada program kerja 2017, Indonesia berkomitmen untuk berpartisipasi aktif pada pameran Global Game Exhibition 2017 di Busan dan penyelenggaraan Joint Workshop Produk Makanan dan
Kemasan Makanan bagi para UKM Indonesia di Jakarta dan Makassar.
Pertemuan the 9th Council Director of the ASEAN Korea Centre diadakan pada 16-17 Februari 2017 di Lotte Hotel, Seoul, Korea Selatan. Dalam pertemuan tersebut Ari hadir mewakili Direktur Jenderal PEN, yang merupakan Council Director Indonesia pada AKC.
Ari menambahkan, Indonesia akan terus memanfaatkan AKC untuk mempererat hubungan dan kerja sama kemitraan ASEAN-Korea yang seimbang dan memberikan dampak positif untuk masyarakat kedua belah pihak. “Sejak kerja sama kemitraan ASEAN-Korea secara resmi terjalin tahun 1989, Korea telah menjadi mitra dagang terbesar ke-5 bagi ASEAN. Sementara itu, ASEAN merupakan mitra dagang ke-2 bagi Korea pada tahun 2015. Untuk tahun 2020, ASEAN-Korea telah menyusun target perdagangan dua arah sebesar USD 200 miliar melalui kerangka ASEAN-Republic of Korea (ROK) Free Trade Agreement (AKFTA),” kata Ari.
Menurut Ari, dengan merujuk pada target ekspor antara ASEAN dan Korea sebesar USD 200 miliar tersebut, Indonesia akan terus berupaya memegang peranan penting dalam mewujudkan peningkatan nilai ekspor kawasan ASEAN ke Korea. “Langkah-langkah untuk mencapai target tersebut, tentu saja juga diharapkan akan memberikan stimulus positif terhadap perdagangan Indonesia-Korea. Terlebih hingga saat ini (Januari-November 2016) perdagangan Indonesia-Korea mengalami surplus sebesar USD 253,58 juta, meningkat sebesar 136,26% dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 yang mengalami defisit sebesar USD 669,42 juta,” tutur Ari.
Di samping itu, Sekretaris Jenderal AKC Kim Young Sun menyampaikan komitmen Korea dalam meningkatkan kerja sama ini. “Pemerintah Korea berkomitmen kuat untuk terus meningkatkan kerja sama ASEAN dengan menetapkan anggaran AKC sebesar KRW 6,6 miliar (USD 5,7 juta) yang akan digunakan untuk membiayai 20 program kerja selama tahun 2017. Pada program kerja selama tahun 2017, AKC akan memproritaskan program-program kebudayaan dalam rangka memperingati 50 tahun ASEAN dan ASEAN-ROK Culture Year Exchange,” ungkap Kim.
Menanggapi hal tersebut, Ari menyampaikan bahwa Indonesia menyambut baik sinergi program kerja AKC yang lebih difokuskan pada program kebudayaan dan pariwisata pada tahun 2017. Namun diharapkan agar pada tahun anggaran selanjutnya, anggaran AKC dapat lebih difokuskan penggunaannya untuk kegiatan di bidang perdagangan dan investasi guna memperkuat kerja sama di bidang ekonomi antara ASEAN dan Korea.
Sekilas AKC AKC adalah organisasi antarpemerintah yang dibentuk untuk mendukung dan meningkatkan kerja sama kemitraan ASEAN-Korea, mempromosikan mutual understanding melalui pertukaran kebudayaan dan people-to-people contact, serta mendorong upaya integrasi ASEAN. AKC resmi didirikan pada 13 Maret 2009 sesuai dengan Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani pada KTT ke-11 ASEAN-ROK bulan November 2007, dan mulai berlaku sejak Desember 2008. AKC beranggotakan 10 negara anggota ASEAN dan Republik Korea, dengan Council sebagai kuasa tertinggi pengambilan keputusan yang terdiri atas 11 Direktur yang ditunjuk dari masing-masing negara anggota.
Adapun tiga pilar kegiatan AKC adalah perdagangan dan investasi, budaya dan pariwisata, serta hubungan masyarakat dan pertukaran informasi.@AD
Posting Komentar