www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Rezeki Itu Ada di Langit Bukan di Bumi

Rezeki Itu Ada di Langit Bukan di Bumi

Written By Nusantara Bicara on 15 Feb 2017 | Februari 15, 2017

 
NUBIC.COM,.JAKARTA,.Saya punya sate langganan di Condet. Ini sate paling enak di Jakarta menurut saya. Mungkin karna susah cari lawannya.

Anehnya si penjual sate ini bukanya suka-suka, Jadi kita harus telpon dulu kalau mau ke sana. Penah beberapa kali saya nekat datang ke sana tanpa telepon dulu eeehhh gak taunya tutup.

Saya tanya sama penjualnya "Kenapa cara jualannya seperti itu?". 

Pak H. Ramli penjual sate pun menjawab dengan santai, "Rejeki sudah ada yang ngatur, kenapa harus ngoyo?".

"Bukan ngoyo Pak", jawab saya. "Bapak bisa kehilangan pelanggan kalo jualannya begitu."

"Ah, kayak situ aja yg ngatur rejeki ", kata H. Ramli."

Saya coba kasih dia saran, "Sebaiknya Bapak buka tiap hari, Kalau bisa malam juga buka karena yang makan sate malam hari banyak juga Pak", kata saya meyakinkan dia.

Pak Haji Ramli menghela napasnya agak dalam. "Hai anak muda, rezeki itu ada di langit bukan di bumi, Anda muslim kan?" tanya Pak haji sambil natap wajah saya. "Suka ngaji gak? Coba baca Quran: "Cari nafkah itu siang, malam itu untuk istirahat!", sambung Pak Haji. 

Pak Haji pun meneruskan pembicaraannya, "Saya cuma mau jualan siang, kalau malam biarlah itu rejekinya tukang sate yang jualannya malam. Dari jualan sate siang saja saya sudah merasa cukup dan bersyukur, kenapa harus buka sampe malam?", Pak Haji nyerocos sambil membakar sate.

"Coba liat orang-orang yang kelihatanya kaya itu. Pake mobil mewah, rumahnya mewah. Tanya mereka, emang hidupnya enak?" "Pasti lebih enak saya karena saya gak dikejar target, gak dikejar hutang! Saya 2 minggu sekali pulang ke Tegal, mancing, naik sepeda lewat sawah-sawah, lewat kampung-kampung, bergaul dengan manusia-manusia yang menyapa dengan tulus. Bukan nyapa kalau ada maunya.

Biarpun naik sepeda tapi jauh lebih enak daripada naik Jaguar! Anginnya asli gak pake AC. Denger kodok, jangkrik lebih nyaman di kuping daripada dengerin musik dari alat musik bikinan! Coba Anda pikir, buat apa kita ngoyo bekerja siang-malam?

Jangan-jangan masa muda kita kerja keras ngumpulin uang, sudah tua uangnya dipake ngobatin penyakit kita sendiri karena terlalu kerja keras waktu muda! Itu banyak terjadi kan?

Dan... jangan lupa, Tuhan sudah menakar rejeki kita! Jadi buat apa kita nguber rejeki sampe malam? Rejeki gak bakal ketuker!! Yang kerja siang ada bagiannya, begitu juga yang kerja malam!"

"Kalau kata peribahasa, waktu itu adalah uang. Tapi jangan diterjemahkan tiap waktu untuk cari uang. Waktu itu adalah uang, artinya kita harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya karena waktu tidak bisa diulang, uang bisa dicari lagi, Waktu lebih berharga dari uang. Makanya saya lebih memilih waktu daripada uang."

"Waktu saya ngobrol dengan Anda ini jauh lebih berharga daripada saya bikin sate. Kalau saya cuma bikin sate, di mata Anda, saya hanya akan dikenang sebagai tukang sate. Tapi dengan ngobrol begini semoga saya bisa dikenang bukan cuma tukang sate, mungkin saya bisa dikenang sebagai orang yang punya arti dalam hidup Anda sebagai pelanggan saya. Kita bisa bersahabat.

Waktu saya jadi berguna juga buat saya. Begitu juga buat Anda. Kalau Anda merasa ngobrol dengan saya ini sia-sia, jangan lupa ya: "Rejeki bukan ada di kantor, tapi di langit", Begitu kata Pak Haji Ramli menutup pembicaraan.

Penulis : Ndang Sutisna
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara