NUBIC.COM,.JAKARTA,.(1/3),.. Setelah menggelar pertemuan bilateral
di Istana Bogor bersama Presiden Jokowi Rabu (1/3), Raja Salman akan
berada di Jakarta selama tiga hari ke depan. Selanjutnya, Raja Salman
yang membawa serta 1.500 orang rombongan tersebut terbang ke Bali pada 3
hingga 9 Maret 2017.
Deputi
Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS)
Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pemerintah harus memanfaatkan momentum
kedatangan Raja Salman tersebut untuk menggenjot ekspor Indonesia ke
Arab. Salah satu ekspor yang potensial adalah produk hortikultura
seperti buah-buahan.
“Penetrasi
ke Arab dan negara lain. Kesempatan untuk promosi dengan rombongan
1.500 ditambah anggota keluarganya. Jadi promosi dari mulut ke mulut
untuk produk kita. Makanan juga, seperti makanan khas Indonesia," kata
Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/3).
Berdasarkan
data BPS, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir jumlah ekspor Indonesia
ke Arab Saudi menurun. Pada 2014, nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi
mencapai 2,1 miliar dolar AS, kemudian menurun pada 2015 menjadi 2
miliar dolar AS, dan menjadi 1,3 miliar dolar AS pada 2016.
Sasmito
mengatakan, untuk jangka menengah dan panjang yang akan terkena dampak
dari kedatangan Raja Salman adalah sektor pariwisata. Dia mengaku
optimistis kedatangan rombongan Kerajaan Arab dapat mendorong wisatawan
mancanegara asal Timur Tengah untuk melancong ke Indonesia.
"Kalau
dia saja oke ke sini, mungkin wisman lainnya akan terdorong
meningkatkan kunjungannya ke Indonesia. Sehingga ke depan kunjungan
wisman naik dari Arab Saudi, multiplier effect-nya besar," ujarnya.
Sedangkan
untuk saat ini, berkah kedatangan Raja Salman hanya akan dirasakan oleh
Jakarta, Kota Bogor, dan Bali. Dampak yang akan dirasakan terutama dari
sektor hunian hotel, pariwisata, jasa angkutan transportasi, dan
industri kreatif. "Dampak yang ikutan besar ke hotel, tempat pariwisata,
dan angkutan, industri kreatif, lebih ke sana terhadap inflasi,"
katanya.
@AD
Posting Komentar