Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » » Kunjungan Staf Kemenkes RI Bagian SDM,Bupati Faida Blak – blakan

Kunjungan Staf Kemenkes RI Bagian SDM,Bupati Faida Blak – blakan

Written By Nusantara Bicara on 29 Mei 2017 | Mei 29, 2017



NUBIC,.JEMBER- Di depan Kepala Badan Pengembangan SDM di Kementerian Kesehatan RI, dr Kirana Pritasari, Bupati Jember dr Hj Faida, MMR blak blakan, dan bukan – bukaan tentang kondisi pembangunan kesehatan di Jember.

Bahkan, disaksikan ribuan tenaga kesehatan (nakes) se Kabupaten Jember yang diundang hadir di Aula PB Sudirman, Jumat (26/5/2017), pukul 13.00 WIB, serta di hadapan Kabid Pengembangan SDM di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Yuwono Widiastuti, dr Faida, secara terbuka membongkar semua problematika kesehatan di Kabupaten Jember.

Bupati yang baru dilantik pada Februari 2016 dan dikenal dengan motto anti korupsi, anti pungli ini, tanpa tedeng aling – aling membeber kondisi kesehatan di Jember selama ini, baik soal penataan Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas kesehatan, anggaran kesehatan, administrasi kesehatan, partisipasi masyarakat bidang kesehatan, dan pelayanan kesehatan.

Faida, yang juga mantan CEO RS Bina Sehat ini, secara cermat dan teliti menyampaikan berkas susunan perencanaan perombakan pembangunan kesehatan di Jember. Dari masa penyusunan perencanaan sejak dilantik hingga saat ini telah dikumpulan seluruh masalah yang krusial.

Masalah krusial itu antara lain, masih banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja tidak sesuai Surat Keputusan (SK) penempatan yakni tenaga bidan berjumlah 26 orang, tenaga fungsional umum 18 orang, perawat 8 orang, dokter umum 7 orang, asisten apoteker 7 orang, sanitarian 3 orang, analis kesehatan 3 orang, kesehatan masyarakat 2 orang, dokter gigi 1 orang, dan perawat gigi 1 orang sehingga totalnya 76 orang tenaga kesehatan tersebar di Dinas Kesehatan, RS Daerah, Puskesmas, UPT GFK dan UPT Labkesda.

“Nakes dengan SK tidak sesuai penempatan yang ada Puskesmas ada 67 orang, di Labkesda ada 1 orang, di UPT GFK ada 2 orang, dan di Dinas Kesehatan ada 6 orang,” beber Faida.

Di depan Plt Sekda Pemkab Ir Mirfano, Wabup Jember KH Muqit Arif, Kadinkes drg Nurul Qomariyah, Kepala BKD Jember, Faida, menegaskan bahwa Puskesmas dan RS di Jember terkait SDM sangat jauh dari standar Permenkes No 75 tahun 2014, yakni tentang kebutuhan minimal tenaga kesehatan.

Ironis lagi, bahwa selain tidak standart Permenkes, masih ditemukan ada seorang dokter yang SK penempatannya di Jember Medical Center (JMC) sehingga sekarang. Padahal sejak tahun 2006, JMC sudah tidak diaktifkan lagi.

“Kita juga temukan Puskesmas yang tidak memiliki dokter umum sama sekali, dan tidak memiliki dokter gigi,” ujarnya.

Ke depan kata Bupati sesuai perencanaan bahwa Puskesmas akan dipenuhi kebutuhan SDM nya, baik dokter, perawat, analis kesehatan, ahli gizi, dan pengaturan SDM di RS di Jember.

Untuk mendukung program itu berjalan maka Bupati telah menyusun pembangunan fasilitas Puskesmas sebagai rangsangan agar para dokter mau ditempatkan di Puskesmas, melayani masyarakat. Ada 15 unit Puskesmas yang akan dibangun di Jember memakai dana DAK dan Cukai Rokok.

Begitu, Bupati Faida, membeber rencana pembangunan Puskesmas di 15 titik, antara lain, Puskesmas Cakru, Tembokrejo, Lohjejer, Kaliwates, Karangduren, Sukorejo, Jenggawah, Gladak Pakem, Tempurejo, Balung, Sukowono, Klatakan, Mangli, Nogosari, Silo II, Sukowono, ribuan tenaga kesehatan baik perawat, hingga dokter, yang hadir tak berhenti sorak sorai tanda kagum dan senang, karena melihat gambar siteplan gedung Puskesmas pra dan paska pembangunan. Tak sedikit yang nyeletuk “Hebat, mantap, dan luar biasa”.

Saat menayangkan slide itu, tersirat keinginan Bupati Faida, yang ingin menegaskan bahwa selama setahun memerintah dia tidak diam saja. Faida, mengaku memilih tidak menggubris hinaan bahwa dia tidak becus dan tidak bisa menjalankan pemerintahan di Jember, tetapi terus bekerja sesuai aturan dan on the track.

Selama ini masyarakat tidak nyaman dirawat di Puskesmas, tingkat kematian ibu dan anak masih tinggi karena layanan, kurangnya tenaga perawat yang kompeten, bahkan nyaris semua dokter tidak senang ditugaskan di Puskesmas karena bangunan dan fasilitasnya buruk. Hal itu semua kata Bupati akibat salah perencanaan.

“Biarkan saja saya dihina. Dituding tidak bisa memerintah dan tak becus. Mereka akan tahu sendiri. Yang penting kita matang dalam perencanaan. Bagi saya kunci perubahan ada di perencanaan. Saya disindir dan dihina tak segera ada pembangunan. Kan yang penting perencanaannya. Itu artinya serius. Kita tidak mau pembangunan rehek – rehek (asal asalan,red),” pungkas Faida.(humas Pemkab Jember)





Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara