JAKARTA,.NUBIC,.Sejumlah peristiwa unjuk rasa dengan latar belakang SARA muncul belakangan ini dan menjurus ke arah potensi konflik. Apa sebenarnya yang terjadi ? Dalam rangka memperingati hari lahirnya Pancasila, nusantarabicara.co mencoba mewawancarai generasi muda, dari pengurus pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia Willem Assem pada saat Upacara Memperingati Hari Lahirnya Pancasila Bersama Presiden RI Joko Widodo di Gedung Pancasila, Jakarta (01/06/17).
Maraknya aksi demo dan unjuk rasa dengan membawa unsur agama sekarang ini bagaimana anda melihatnya sebagai generasi muda?
Menurut saya isu dan aksi unjuk rasa yang berkembang sekarang ini sebenarnya merupakan hal biasa dan bukan menjurus ke persoalan ideologi agama atau SARA, sebenarnya tidak. Ini muncul hanya karena ada internal politik yang dimanfaatkan, intinya isu ini hanya bersifat sementara dan tidak permanen. yang dalam kurun waktu tidak beberapa lama lagi akan hilang.
Lalu apa yang harus dilakukan agar isu itu tidak berkembang ke potensi konflik ?
Menurut saya semua agama itu pasti baik, Ras dan Suku-suku di Indonesia juga baik-baik tinggal tergantung pandangan-pandangan dari penganutnya atau oknum-oknum pimpinan yang ter kadang-kadang berlebihan di dalam berpendapat sehingga menimbulkan dampak yang negatif. Oleh karenanya sudah tepat bila pemerintah hadir untuk mengelola dan menyelesaikan isu tersebut sehingga dapat berdampak positif.
Kemudian dalam rangka memperingati Hari lahirnya Pancasila.
Kemudian dalam rangka memperingati Hari lahirnya Pancasila.
Apa Makna Pancasila bagi Anda ?
Pancasila merupakan dasar negara kita yang artinya menjadi pedoman bagi negara dan masyarakat kita di dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan. Semua negara masing-masing punya dasar negara dan khusus di negara kita Indonesia dasar negara kita adalah pancasila. Yang didalamnya terkandung nilai-nilai yang membentuk dan menjadi sebuah jati diri dan karakter dari bangsa serta masyarakat kita seluruhnya didalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Terakhir, sebagai anak Papua. Bagaimana anda melihat kondisi di Papua berkaitan dengan kebhinekaan dan pluralitas disana?
Kalau bicara tentang kebhinekaan itu ada di Papua di daerah lain tidak ada. Jujur semua itu terjadi dan ada di Papua. Kenapa saya mengatakan demikian. Yang pertama. Hitam-putih, lurus-keriting semua ada di Papua, itu sudah mencerminkan nilai kebhinekaan. Yang kedua didalam satu rumah disana itu ada Kakak Muslim, adik Kristen, Kaka ipar Katolik tapi kita tidak mungkin baku marah. Karena agama bagi kita adalah Budaya. Kita semua bersaudara tidak mungkin kita baku marah, ujar Willem Assem mengakhiri perbincangan. (Andi Srgr)
Posting Komentar