PK,.(PEN KONGA UNIFIL. Senin, 26 Juni 2017). Hari Kemenangan bagi umat muslim adalah Hari Raya Idul Fitri. Perayaan hari kemenangan tersebut telah menjadi tradisi di Indonesia, ditunjukkan dengan cara pulang kampung atau mudik yang dilaksanakan hanya setahun sekali, pulang untuk berkumpul dengan keluarga. Lain halnya dengan pasukan Kontingen Garuda UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) yang melaksanakan misi perdamaian dunia di Lebanon 2016-2017 merayakan hari kemenangan tersebut bersama dengan para tentara yang tergabung dalam misi perdamaian dunia dari negara lain, digelar dengan Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1438 H/2017 M berjamaah di lapangan Camp Soedirman UNIFIL HQ Naqoura Lebanon. Minggu (25/6/2017).
Kontingen Garuda UNIFIL 2016-2017 dibawa pimpinan Kolonel Inf Surya Wibawa S tengah bertugas di Lebanon membawahi beberapa satuan tugas yang berada di Naqoura diantaranya Satgas Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Force Protection Company (FPC), Military Community Outreach Unit (MCOU), Civil Military Coordination (CIMIC) Unit, Level II Hospital dan Staff Officer FC UNIFIL ini menggelar Sholat Idul Fitri yang merupakan suatu bentuk kemenangan dan kebahagiaan atas rahmat Allah SWT.
Hari Raya yang memiliki kesan tersendiri karena berada di tengah misi perdamaian dunia dan tanpa mengurangi kesiapsiagaan dalam melaksanakan tugas, demikianpun dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan juga mempunyai tantangan cukup berat sebab sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di daerah operasi, disamping harus menyesuaikan waktu puasa yang lebih lama dibanding waktu puasa di tanah air yaitu sekitar 17 jam juga jauh dari keluarga yang dicintai. Namun hal inilah menjadi momen membanggakan dan mengharukan.
Ustadz Abdul Fatir al khautsar dalam khotbahnya menyampaikan bahwa kemenangan akan terefleksi apabila kita tetap bisa mempertahankan kualitas ibadah kita, meskipun bulan ramadhan telah berlalu tetapi kehidupan sehari-hari selanjutnya harus tetap lebih baik, karena ramadhan dapat meninggalkan kebiasaan hidup yang berarti yaitu komitmen yang berpengaruh terhadap kesuksesan, selalu maningkatkan imam dan taqwa kepada Allah SWT dengan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya dan diakhir uraiannya mengajak untuk memandang bahwa perbedaan yang ada janganlah dianggap itu musibah namun pandanglah bahwa perbedaan itu adalah nikmat tutupnya.
Selesai khotib menyampaikan ceramahnya kegiatan dilanjutkan dengan berjabat tangan untuk saling memaafkan dan selanjutnya menikmati makanan khas Idul Fitri ala Indonesia seperti lontong, opor ayam dan gulai kambing menjadi menu utama.
Kemenangan dan pengorbanan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Dengan pengorbanan tulus dan ikhas, jauh dari keluarga namun semangat, ketegaran hati dan Garuda tetap terpatri di dada. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk yang terbaik dalam menjalankan tugas pengabdian kepada dunia, bangsa dan negara.
Kontingen Garuda UNIFIL 2016-2017 dibawa pimpinan Kolonel Inf Surya Wibawa S tengah bertugas di Lebanon membawahi beberapa satuan tugas yang berada di Naqoura diantaranya Satgas Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Force Protection Company (FPC), Military Community Outreach Unit (MCOU), Civil Military Coordination (CIMIC) Unit, Level II Hospital dan Staff Officer FC UNIFIL ini menggelar Sholat Idul Fitri yang merupakan suatu bentuk kemenangan dan kebahagiaan atas rahmat Allah SWT.
Hari Raya yang memiliki kesan tersendiri karena berada di tengah misi perdamaian dunia dan tanpa mengurangi kesiapsiagaan dalam melaksanakan tugas, demikianpun dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan juga mempunyai tantangan cukup berat sebab sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di daerah operasi, disamping harus menyesuaikan waktu puasa yang lebih lama dibanding waktu puasa di tanah air yaitu sekitar 17 jam juga jauh dari keluarga yang dicintai. Namun hal inilah menjadi momen membanggakan dan mengharukan.
Ustadz Abdul Fatir al khautsar dalam khotbahnya menyampaikan bahwa kemenangan akan terefleksi apabila kita tetap bisa mempertahankan kualitas ibadah kita, meskipun bulan ramadhan telah berlalu tetapi kehidupan sehari-hari selanjutnya harus tetap lebih baik, karena ramadhan dapat meninggalkan kebiasaan hidup yang berarti yaitu komitmen yang berpengaruh terhadap kesuksesan, selalu maningkatkan imam dan taqwa kepada Allah SWT dengan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya dan diakhir uraiannya mengajak untuk memandang bahwa perbedaan yang ada janganlah dianggap itu musibah namun pandanglah bahwa perbedaan itu adalah nikmat tutupnya.
Selesai khotib menyampaikan ceramahnya kegiatan dilanjutkan dengan berjabat tangan untuk saling memaafkan dan selanjutnya menikmati makanan khas Idul Fitri ala Indonesia seperti lontong, opor ayam dan gulai kambing menjadi menu utama.
Kemenangan dan pengorbanan merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Dengan pengorbanan tulus dan ikhas, jauh dari keluarga namun semangat, ketegaran hati dan Garuda tetap terpatri di dada. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk yang terbaik dalam menjalankan tugas pengabdian kepada dunia, bangsa dan negara.
Posting Komentar