Nubic,
Jakarta, - Ketua Dewan Pembina Rumah Prabowo ( RPS) Dr. (c) Nurcahaya Tandang,
S.IP., SH.,M.Si menyatakan Indonesia butuh pemimpin yang berasal dari militer
untuk menghadapi Trans-National Organized Crime dan Invasi Asing terselubung.
Indonesia
butuh pemimpin yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, bukan memecah belah dan mencerai beraikan bangsa. Kelompok dan
sosok itu ada pada militer dan mantan militer dan yang siap adalah Prabowo.
Indonesia butuh Prabowo untuk menyelamatkan Indonesia dalam kondisi tergadai
dan seperti kapal karam ini, hal itu dikatakan Nurcahaya Tandang melalui
telepon seluler pada Senin, 8/1/2018 kepada media ini.
Nurcahaya
Tandang bukan nama "baru" dalam percaturan politik Indonesia.
Perempuan pemberani dari timur ini tidak pernah gentar dihadang badai, banyak
suka duka dalam perjuangan bersama Prabowo, hal itu dialami sejak tahun 2014 di
saat ribuan netizen menghujatnya, lantaran mengucapkan kata Prabowo adalah
"titisan" Allah, yang seharusnya adalah "titipan" Allah,
tapi semua itu dilewati dengan baik.
Sebagai
Ketua Dewan Pembina Rumah Prabowo (RPS) banyak hal yang diberikan berupa
arahan, petunjuk terkait pertimbangan-pertimbangan strategis untuk memenangkan
Prabowo di Pilpres 2019. "Saya selalu diskusi banyak hal dengan Brigjen
TNI (Purn) Priyo Handoko selaku Ketua Umum RPS dan Akhmad Bumi selaku ketua
harian Tim Nasional Rumah Prabowo," urainya.
Nurcahaya
Tandang kelahiran Pare-Pare Sulawesi Selatan, 6 April 1964, tinggal di
Tangerang Selatan, Banten. Mantan Ketua Umum DPN Srikandi Gerindra ini juga adalah Dosen di berbagai perguruan tinggi. Selain itu, Nurcahaya Tandang
yang Alumni HMI menjadi Wakil Sekjen KAHMI Nasional 3 periode, menjadi Dewan
Pakar ICMI pusat, Ketua Dewan Penasehat LEMPASNAS, Dosen di berbagi perguruan
tinggi termasuk Dosen LEMHAMNAS dan berbagai jabatan dan pekerjaan lain.
Direktur
Penggalangan Massa Koalisi Merah Putih Prabowo-Hatta tahun 2014 ini
menyelesaikan pendidikan sekolah dasar, SLTP, SLTA di Pare-Pare, menyelesaikan
S1 FISIP UNHAS dan S1 FH UMI Makasar, S2 Ilmu Politik UGM Yogyakarta, dan S3
Ilmu Politik UGM Yogyakarta.
Lebih
jauh Nurcahaya menjelaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang capable,
acuntable, acceptable, credible, electable, energik, nasionalis, agamis,
visioner, jujur, anti imperialisme, priamordialisme dan yang paling penting
Indonesia masih butuh pemimpin yang berasal dari militer yang tegas, cerdas,
nasionalis, jujur dan berani, berwibawa, orator, konseptor, motivator, memiliki
jiwa entrepreneurship yang disegani lawan dan dihormati kawan.
Intinya
Pemimpin yang menjadi miniatur wajah Indonesia di mata dunia Internasional,
yang mampu membawa Indonesia bermartabat di mata asing dan sejajar dengan
negara-negara lain di dunia, sehingga dalam setiap perundingan multi-lateral
bisa tercipta mutual trust, mutual respect, mutual benefit, mutual
understanding dan mutual-mutual lainnya. Bukannya selalu kalah dan ngalah dalam
perundingan.
”Intinya
Pemimpin Indonesia adalah pemimpin yang bukan boneka asing, pemimpin yang tidak
menjadi sumber konflik, tapi pemimpin yang mengayomi semua elemen dan kelompok
dan sosok itu ada pada militer dan mantan militer dan yang siap adalah Prabowo,
Indonesia butuh Prabowo," jelasnya.
Posting Komentar