Nubic Papua -Manajemen Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua
mengakui pembangunan depot elpiji di Jayapura tersendat akibat berbagai
faktor, diantaranya pendanaan karena pembangunannya menggunakan dana
APBN.
"Selain itu, masalah lahan yang juga belum tuntas sehingga
menyebabkan rencana pembangunan depot elpiji yang direncanakan sejak
2015 belum dapat terealisasi," kata Manager Fuel Retail Pertamina MOR
VIII Jayapura Zibali Hisbul Masih, di Jayapura, Rabu.
Dia menjelaskan walaupun pembangunan depot tersendat namun
Pertamina tetap berupaya untuk mulai merencanakan kembali
pembangunannya mengingat bila sudah memiliki depot elpiji maka harganya
makin terjangkau.
Harga elpiji di Kota Jayapura masih relatif mahal, yakni untuk
kemasan12 kilogram mencapai Rp230 ribu, dan bila sudah ada depot sendiri
dipastikan akan mengalami penurunan, kata Zibali, didampingi Manager
Communication dan CSR MOR VIII Eko Kristiawan.
Menurut dia, direncanakan pembangunan tangki penyimpanan (storage) elpiji di Wayame, Ambon.
Zibali mengatakan selain akan membangun depot, pihaknya juga sudah
menjalin koordinasi dengan pengusaha guna menjajaki membangun storage
elpiji, dan Pertamina mendukung sepenuhnya.
Kini, elpiji yang dijual di wilayah Pertamina MOR VIII Jayapura
meliputi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara adalah ukuran
kemasan 12 kilogram dan 5,5 kilogram. (antara)
Posting Komentar