KOPI, Gunungsitoli - Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia (DPD-RI), Perlindungan Purba, SH. MM enggan memberi
tanggapan terkait dugaan indikasi penyimpangan yang mengarah kepada
unsur KKN dalam pelaksanaan Proyek Pengadaan Jasa Konstruksi Lanjutan
Sarana dan Prasarana Gedung Lapas Kelas II B Gunungsitoli, Sumatera
Utara, T.A. 2017.
"Mohon
maaf, kurang tepat saya memberi komentar tentang hal tersebut, saya
sebagai Komite II bidang infrastruktur, terimakasih," kata S.
Perlindungan Purba, SH. MM via pesan singkat (SMS) kepada pewarta media
ini yang juga sebagai Ketua DPC PPWI Gunungsitoli, Minggu (31/12).
Demikian
juga ketika diminta pendapat dari anggota DPD-RI lainnya yakni Prof.
Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis, yang bersangkutan juga enggan menanggapi
hal tersebut. Beliau beralasan sedang melaksanakan ibadah umrah.
"Maaf,
saya belum bisa kasih tanggapan, saya sedang izin free bertugas, karena
saya sedang melaksanakan umrah hingga pertengahan Januari 2018, nanti
akan saya sampaikan kepada teman-teman DPD Sumut yang lain yang
menangani soal ini, terimakasih," tulis Ny. Darmayanti via pesan
WhatsApp-nya.
Menanggapi
sikap dari kedua wakil rakyat untuk daerah tersebut, yang sepertinya
enggan memberi tanggapan, Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia
(PPWI) Nasional, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA kepada pewarta merasa
prihatin dan menyayangkan sikap mereka. Lulusan PPRA-48 Lemhannas RI itu
berpendapat bahwa jika anggota DPD-RI yang demikian itu terkesan kurang
cerdas dan lemah pikir sehingga sulit diharapkan mewakili rakyat untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di bidang pengawasan.
"Bicara
tentang pengawasan pelaksanaan pembangunan di daerah-daerah merupakan
tugas dan fungsi pokok setiap anggota. Apalagi soal sarana/prasarana,
itu ranahnya Komite II. Berarti anggota DPD RI tersebut kurang cerdas,
lemah pikir, sulit diharapkan mewakili rakyat untuk melaksanakan tugas
dan fungsi pengawasan," sebut Wilson dalam pesan WhatsApp-nya, Minggu
(31/12).
Pejabat
eksekutif, lanjut lulusan Birmingham University, Inggris ini, umumnya
bisa bekerja semau gue karena anggota legislatifnya, di hampir semua
level dan daerah, memble dan lemah syahwat alias kurang semangat membela
rakyat.
Wilson berharap
agar dugaan indikasi pengerjaan asal-asalan pada proyek Paket Pengadaan
Jasa Konstruksi Lanjutan Sarana dan Prasarana Gedung Lapas Kelas II B
Gunungsitoli T.A. 2017 dapat menjadi agenda awal tahun 2018 DPC PPWI
Gunungsitoli dan para penggiat anti KKN, untuk terus mengawasi
pelaksanaannya.
Secara
terpisah, Ketua DPC PPWI Gunungsitoli, Arozatulo Zebua, SE kepada media
ini, Senin (01/01) menyebutkan bahwa dugaan indikasi KKN pada proyek di
Lapas Gunungsitoli yang diperoleh ini sesuai dengan informasi masyarakat
dan bukti pendukung yang telah ada. "Berdasarkan pengakuan narasumber
dan data yang ada, maka patut diduga pelaksanaan kegiatan pembangunan di
Lapas Kelas II B Gunungsitoli terindikasi KKN," ujar Aro, demikian ia
disapa sehari-hari.
Pada
umumnya, lanjut dia, sudah banyak diketahui bahwa di dalam proyek
terdapat proyek. "Demikian juga dugaan kita terhadap pelaksanaan proyek
Pengadaan Jasa Konstruksi Lanjutan Sarana dan Prasarana Gedung Lapas
Kelas II B Gunungsitoli T.A 2017, ada yang bermain proyek di dalamnya.
Selain tempatnya tertutup, Pejabat Pembuat Komitmennya juga Kalapas
sendiri, maka hal ini bisa diduga adanya persengkongkolan untuk
memperkaya diri dan kelompok tertentu," ujar lulisan STIE Pemnas Nias
itu.
Posting Komentar