www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » , , » Pabrik Farmasi Senilai 500 Miliar Rupiah Beroperasi Dengan Teknologi Robotik

Pabrik Farmasi Senilai 500 Miliar Rupiah Beroperasi Dengan Teknologi Robotik

Written By Nusantara Bicara on 28 Feb 2018 | Februari 28, 2018

Nubic Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memandang, industri farmasi nasional terus berupaya membangun struktur yang dalam dan terintegrasi agar mampu menghasilkan produk-produk dengan inovasi baru dan bernilai tambah tinggi. Guna menciptakan tujuan tersebut, antara lain diperlukan ketersediaan bahan baku dan penguasaan teknologi sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk pasar domestik dan ekspor.

“Industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu sektor andalan yang diprioritaskandalam pengembangannya, karena berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian nasional di masa yang akan datang,” kata Airlangga Hartarto usai Peresmian Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika di Cikarang, Bekasi, Selasa (27/2/2018).

Menurut Menperin, pemerintah telah mencanangkan program percepatan pengembangan sektor strategis ini melalui penerbitan Paket Ekonomi Kebijakan XI yang dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan (Alkes) serta mewujudkan Program Nawacita pada Program Indonesia Sehat.
Indutri Farmasi di Indonesia. (FOTO: Google/Istimewa).
Indutri Farmasi di Indonesia. (FOTO: Google/Istimewa).

“Tujuan dari Inpres tersebut adalah menciptakan kemandirian industri farmasi dan alkes nasional, sehingga masyarakat memperoleh obat dengan mudah, terjangkau, dan berkesinambungan,” jelas Airlangga.

Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada PT. Kalbio Global Medika (KGM), anak perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk., terhadap kontribusinya membangun ketahanan kesehatan di Indonesia.

KGM mulai mengoperasikan fasilitas terbarunya yang akan memproduksi obat biologi (biosimilar dan biobetter), dengan total investasi pada tahap pertama sebesar Rp500 miliar di atas lahan seluas 11.000 m2. Selain itu, KGM siap menambah investasi di bidang penelitian dan pengembangan serta transfer teknologi yang mencapai Rp200 miliar melalui kerja sama dengan China dan Korea Selatan. Pabrik ini akan memproduksi Erythropoietin (EPO) untuk pengobatan cuci darah dan kanker yang akan diekspor ke pasar ASEAN dan beberapa negara lainnya. KGM juga memproduksi Granulocyte Colony Stimulating Factor (GCS) sebagai obat untuk meningkatkan produksi granulosit.

Selanjutnya, Efepoietin (Long Acting EPO), merupakan produk dengan molekul baru untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah. Produk lainnya yang akan dihasilkan KGM adalah insulin dan beberapa produk MAb (Monoklonal Antibodi) untuk pengobatan kanker. Pabrik ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menperin, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Kepala BPOM Penny K. Lukito, dan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius. “Pengembangan produk biologi di Indonesia,tentunya membutuhkan investasi yang tidak sedikit terutama pada bidang bioteknologi dan penggunaan standar internasional,” ujar Airlangga.

Dalam upaya menarik investasi dan mendorong pengembangan inovasi bahan baku farmasi di Indonesia, Menperin menyatakan, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif fiskal, salah satunya fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan (tax allowance).
“Dengan adanya fasilitas insentif fiskal ini, diharapkan semakin banyak industri farmasi di dalam negeri yang akan mengembangkan bahan baku farmasi sehingga dapat menurunkan ketergantungan impor bahan baku,” tegasnya.

Seiring langkah Kemenperin mengajak industri nasional agar memanfaatkan penggunaan teknologiterkini dalam menghadapi era Industry 4.0. KGM sendiri dinilai sebagai industri farmasi pertama di Indonesia yangtergolong padat teknologi, dengan menerapkan teknologi robotik untuk mencegahkontaminasi, teknologi bioreaktor perfusi untuk meningkatkan produktivitas, dan teknologi isolatoruntuk menjamin sterilitas produk.

Menurut Vidjongtius, dalam mengoperasikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi ini, pihaknya juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang bioteknologi dan rekayasa genetika. Hal ini dibutuhkan untuk mengembangkan dan memproduksi produk biologi dengan bekerja sama dengan Indonesia International Institute for Life Science (I3L).
“Selain memiliki keunggulan dari fasilitas teknologi dengan quality system dan fasilitas berstandar internasional serta ramah lingkungan, Kalbe juga berkomitmen mengembangkan SDM Indonesia untuk menjadi lebih kompeten di bidang kesehatan,” paparnya.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara