Nubic Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
memandang, industri farmasi nasional terus berupaya membangun struktur
yang dalam dan terintegrasi agar mampu menghasilkan produk-produk dengan
inovasi baru dan bernilai tambah tinggi. Guna menciptakan tujuan
tersebut, antara lain diperlukan ketersediaan bahan baku dan penguasaan
teknologi sehingga dapat memenuhi kebutuhan untuk pasar domestik dan
ekspor.
“Industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu
sektor andalan yang diprioritaskandalam pengembangannya, karena berperan
besar sebagai penggerak utama perekonomian nasional di masa yang akan
datang,” kata Airlangga Hartarto usai Peresmian Pabrik Bahan Baku Obat
dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika di Cikarang, Bekasi, Selasa
(27/2/2018).
Menurut Menperin, pemerintah telah mencanangkan
program percepatan pengembangan sektor strategis ini melalui penerbitan
Paket Ekonomi Kebijakan XI yang dituangkan dalam Instruksi Presiden
(Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri
Farmasi dan Alat Kesehatan (Alkes) serta mewujudkan Program Nawacita
pada Program Indonesia Sehat.
Indutri Farmasi di Indonesia. (FOTO: Google/Istimewa). |
“Tujuan dari Inpres tersebut adalah
menciptakan kemandirian industri farmasi dan alkes nasional, sehingga
masyarakat memperoleh obat dengan mudah, terjangkau, dan
berkesinambungan,” jelas Airlangga.
Oleh karena itu, Kemenperin
memberikan apresiasi kepada PT. Kalbio Global Medika (KGM), anak
perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk., terhadap kontribusinya membangun
ketahanan kesehatan di Indonesia.
KGM mulai mengoperasikan
fasilitas terbarunya yang akan memproduksi obat biologi (biosimilar dan
biobetter), dengan total investasi pada tahap pertama sebesar Rp500
miliar di atas lahan seluas 11.000 m2. Selain itu, KGM siap menambah
investasi di bidang penelitian dan pengembangan serta transfer teknologi
yang mencapai Rp200 miliar melalui kerja sama dengan China dan Korea
Selatan. Pabrik ini akan memproduksi Erythropoietin (EPO) untuk
pengobatan cuci darah dan kanker yang akan diekspor ke pasar ASEAN dan
beberapa negara lainnya. KGM juga memproduksi Granulocyte Colony
Stimulating Factor (GCS) sebagai obat untuk meningkatkan produksi
granulosit.
Selanjutnya, Efepoietin (Long Acting EPO), merupakan
produk dengan molekul baru untuk menstimulasi pembentukan sel darah
merah. Produk lainnya yang akan dihasilkan KGM adalah insulin dan
beberapa produk MAb (Monoklonal Antibodi) untuk pengobatan kanker.
Pabrik ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi
Menperin, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Kepala BPOM Penny
K. Lukito, dan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius.
“Pengembangan produk biologi di Indonesia,tentunya membutuhkan investasi
yang tidak sedikit terutama pada bidang bioteknologi dan penggunaan
standar internasional,” ujar Airlangga.
Dalam upaya menarik
investasi dan mendorong pengembangan inovasi bahan baku farmasi di
Indonesia, Menperin menyatakan, pemerintah telah menyediakan beberapa
insentif fiskal, salah satunya fasilitas pengurangan pajak penghasilan
badan (tax allowance).
“Dengan adanya fasilitas insentif fiskal
ini, diharapkan semakin banyak industri farmasi di dalam negeri yang
akan mengembangkan bahan baku farmasi sehingga dapat menurunkan
ketergantungan impor bahan baku,” tegasnya.
Seiring langkah
Kemenperin mengajak industri nasional agar memanfaatkan penggunaan
teknologiterkini dalam menghadapi era Industry 4.0. KGM sendiri dinilai
sebagai industri farmasi pertama di Indonesia yangtergolong padat
teknologi, dengan menerapkan teknologi robotik untuk
mencegahkontaminasi, teknologi bioreaktor perfusi untuk meningkatkan
produktivitas, dan teknologi isolatoruntuk menjamin sterilitas produk.
Menurut
Vidjongtius, dalam mengoperasikan pabrik bahan baku obat dan produk
biologi ini, pihaknya juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang
kompeten di bidang bioteknologi dan rekayasa genetika. Hal ini
dibutuhkan untuk mengembangkan dan memproduksi produk biologi dengan
bekerja sama dengan Indonesia International Institute for Life Science
(I3L).
“Selain memiliki keunggulan dari fasilitas teknologi dengan
quality system dan fasilitas berstandar internasional serta ramah
lingkungan, Kalbe juga berkomitmen mengembangkan SDM Indonesia untuk
menjadi lebih kompeten di bidang kesehatan,” paparnya.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.
Editor: Achmad S.
Posting Komentar