Selain nasionalisme Saudi, pelonggaran peraturan ini juga merupakan bagian dari Vision 2030 yang dicanangkan MBS sejak didapuk menggantikan posisi Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Kerajaan Saudi.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh divisi Keamanan Umum Arab Saudi yang dikutip PressTV melaporkan, MBS telah mengeluarkan izin perempuan Saudi melamar untuk dinas militer.
Namun, calon tentara dari kalangan perempuan Saudi tersebut harus memenuhi 12 syarat yang ditetapkan, termasuk menjadi warga negara Saudi yang dibesarkan di negara petro dolar ini.
Syarat lain adalah para wanita juga harus sudah berusia 25-35 tahun, berpendidikan minimal SMA, dan lulus tes kesehatan. Mereka juga harus memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dari 155 sentimeter dengan rasio berat terhadap tinggi badan yang sesuai.
Catatan lain, wanita yang menikah dengan warga non-Saudi, memiliki catatan kriminal dan yang pernah memiliki riyawat pekerjaan di pemerintah sebelumnya tidak dapat mengajukan permohonan.
Dengan kata lain, Arab Saudi di bawah kendali Pangeran MBS kini sudah semakin terbuka sebagai bagian dari visi reformasi sosial dan ekonomi Riyadh yang diluncurkan MBS.
Januari lalu, Arab Saudi juga diketahui mengizinkan wanita memasuki stadion untuk menonton pertandingan sepakbola pria, yang tercatat sebagai kebijakan pertama kalinya dalam sejarah Saudi.
Sementara pada September 2017 lalu, Riyadh juga menghapus larangan mengemudi bagi perempuan. Artinya, wanita Saudi kini sudah diperbolehkan mengendarai mobil sendirian ke jalanan sebagai bagian dari pemenuhan atas tuntutan aktivis hak asasi manusia yang selama puluhan tahun sangat ultra-konservatif.
![]() |
Seorang wanita mengetes sebuah senjata yang dipamerkan di sebuah acara untuk merayakan pemilihan Abha sebagai ibukota pariwisata Arab Saudi tahun 2017. (Foto: REUTERS) |
Ini juga tercatat sebagai terobosan baru MBS, dan Arab Saudi menjadi negara terakhir di dunia yang mengizinkan perempuan mengemudi kendaraan di jalanan.
Di bawah kontrol MBS, Arab Saudi tengah berupaya keras meningkatkan pendapatan dari sektor non-minyak dari 163,5 miliar riyal (43,6 miliar dolar AS) pada tahun 2015 menjadi 1 triliun riyal (267 miliar dolar AS) pada tahun 2030 mendatang.
MBS juga berambisi untuk mendiversifikasi ekonomi Saudi dengan mengurangi ketergantungan pada sektor pendapatan minyak, dan menciptakan lapangan kerja di luar sektor minyak. Pangeran Mohammed berkeyakinan bahwa cadangan minyak Arab Saudi akan jauh lebih berharga di masa depan dengan munculnya bahan bakar alternatif dan teknologi energi terbarukan.
Sehingga, dengan Vision 2030 MBS berusaha meng-uang-kan di muka cadangan minyak Arab Saudi sebanyak-banyaknya, sehingga nanti hasilnya akan dialokasikan untuk mengembangkan sektor non-minyak dan menginvestasikan aset luar negeri guna mengimbangi kerugian yang tak terelakkan dalam pendapatan minyak.
Namun, MBS kini tengah menghadapi tuduhan berat terkait perang Yaman yang dipimpin Arab Saudi. MBS diyakini sebagai arsitek tindakan pemusnahan negeri Yaman karena dirinya memegang portofolio pertahanannya. (red)
Posting Komentar