NUBIC,.JAKARTA,.Secara spontan, Selasa kemarin (13/03) Relawan Hanura 13 (RH-13) yang baru saja dibentuk, mulai melaksanakan “Baksos Kumis atau Bakti Sosial ke pemukiman kumuh dan miskin” di wilayah DKI Jakarta.
Pelaksanaan Baksos Kumis kali pertamanya oleh RH-13 ini dilaksanakan di pemukiman warga tempat penampungan daur ulang sampah di wilayah Tanah Merah, kelurahan Tugu Selatan. Koja. Jakarta Utara.
Sejak siang ratusan warga yang terdiri dari anak-anak hingga orang tua nampak sudah berrkumpul di tempat pengolahan sampah tersebut. Mereka nampak sangat antusias menunggu kedatangan rombongan RH 13 yang akan mengadakan Baksos. Akhirnya sekitar pukul 16.00 acara pembagian tali kasih berupa paket sembako, buku dan kue dibagikan oleh panitia rombongan RH-13.
Dalam kesempatan tersebut ketua RH-13 Suhadi menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan pentingnya saling berbagi kepada masyarakat miskin dan tinggal di kawasan kumuh. Karena mereka adalah bagian dari kita juga sebagai warga masyarakat Negara Kesatuan republik Indonesia, oleh karenanya kita harus memberi perhatian dan berbagi kebahagiaan kepada mereka.
“Hari ini kami dari Relawan Hanura 13, ormas yang berbasis kepada partai Hanura ingin berbagi kebahagiaan kepada bapak dan Ibu, berupa pembagian buku sekolah, sembako dan makanan, mohon diterima ya” tutur Suhadi di hadapan masyarakat yang sangat gembira mendapat perhatian dan tali kasih.
Suhadi menyebutkan, sebenarnya rencana baksos kumis tersebut sudah lama direncanakan olehnya, makanya kita dari teman-teman relawan Hanura segera membentuk ormas dengan nama RH-13 dan secara kolektif mengumpulkan dana. Sehingga baksos kumis atau singkatan dari bakti sosial ke tempat kumuh dan miskin ini dapat dilaksanakan.
Jadi tujuan dari baksos kumis ini adalah dari kita dan untuk kita, dimana bila kita berbuat kebaikan maka kebaikan itu akan kembali kepada kita juga nantinya, jawabnya.
Sedang adanya angka 13 pada nama ormas ini, kita ingin mengkampanyekan bahwa angka 13 itu bukanlah angka yang buruk melainkan angka yang baik, jadi kami berupaya mengingatkan masyarakat bahwa angka 13 itu bukanlah angka yang buruk, makanya kami melakukan tali kasih ini dengan memakai angka 13 dan dilakukan pada tanggal 13, supaya masyarakat dapat mengingat bahwa angka 13 bukanlah angka yang tidak baik, pungkas Suhadi.
Kegiatan seperti ini rencananya akan dilaksanakan secara berkelanjutan di seluruh wilayah kumuh dan miskin pada tanggal 13 setiap bulannya namun tentu lokasinya yang berbeda tutur Suhadi.
(P. Siregar).
Posting Komentar