NUBIC Manado – Baru-baru ini latihan tempur, bertajuk Cope West 2018
digelar di Manado. Kegiatan yang disponsori Pasific Air Forces ini
melibatkan dua angkatan udara Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Operasi khusus dalam latihan gabungan tentara langit dua negara ini juga
diramaikan F-16C Fighting Falcon.
F-16C Fighting Falcon (Foto Dok. Loched Martin) |
Upacara penutupan dilakukan di Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado pada 23 Maret 2018. Dalam rilisnya yang diterima Nusantaranews.co,
Jumat (30/3/2018) Asisten Angkatan Udara AS, Mayor Jenderal Walter J.
Sams mengatakan, latihan dirancang untuk memajukan interoperabilitas
(kemampuan alutsista) bersama serta membangun kemitraan angkatan udara
kedua negara.
“Ikatan dan persahabatan profesional yang berkembang
selama latihan ini sangat penting untuk meningkatkan kerja sama
keamanan dan memajukan kemitraan strategis antara Indonesia dan Amerika
Serikat,” kata Sams.
Dalam latihan Cope West 2018 kali ini, para
pasukan angkatan udara kedua negara saling berbagi teknik. Diantaranya
melakukan penerbangan gabungan 136 sorti. Meliputi pelatihan bantuan
udara jarak dekat. Teknik operasi pertempuran seperti melakukan
pencarian dan penyelamatan di udara. Selain itu dalam gelaran latihan
ini, berlangsung pula sharing tentang pembuatan, pemulihan dan perawatan
pesawat.
“Para penerbang di sini telah bertukar ide dan taktik,
mengembangkan sarana sebagai gambaran dalam operasi untuk memastikan
komunikasi yang lebih baik,” sambung Sams.
Sams menegaskan,
latihan ini dikembangkan untuk memajukan interoperabilitas dan membangun
kemitraan yang telah terbentuk antara pasukan militer AS dan angkatan
udara Indonesia. Sebanyak 110 personel AS berpartisipasi dalam latihan
ini, bersama dengan 150 anggota Angkatan Udara Indonesia.
Pesawat
tempur jenis F-16C/D Fighting Falcons milik Angkatan Udara AS yang
merupakan Skadron Tempur Ekspedisi ke-13 meramaikan latihan Cope West
2018. Begitupun dengan pesawat Fighter Wing ke-35, yang berbasis di
Pangkalan Udara Misawa, Jepang turut terlibat. Selain itu, pesawat
tempur F-16 milik Angkatan Udara Indonesia juga ikut andil. Dimana
sebanyak 353 penerbang dari kedua negara melakukan Operasi Khusus yang
ditugaskan ke Pangkalan Udara Kadena, Jepang.
Kemitraan Keamanan
Sementara
itu, Komandan Skadron Tempur Ekspedisi ke-13 Angkatan Udara AS, Letnan
Kolonel Udara Christopher Moeller menjelaskan, tidak ada satu pun negara
yang dapat menjamin keamanan dan stabilitasnya sendiri. Diperlukan
upaya gabungan, dan latihan ini berfungsi sebagai contoh bagi
negara-negara lain di kawasan itu tentang manfaat bekerja sama.
“Semua
pengarahan misi, cross-talk dan pelajaran yang didapat dari latihan ini
sangat penting bagi kami masing-masing,” kata dia.
Dirinya
menegaskan, latihan ini bukan semata-mata hanya tentang membangun
kemitraan militer; tetapi juga merupakan kesempatan bagi penerbang kedua
negara untuk saling berinteraksi satu sama lain.
“Tanpa dukungan
masyarakat, kami tidak akan dapat melakukan latihan seperti Cope West,”
ungkap Moeller. Selain pesawat F-16C Fighting Falcon, unjuk kebolehan
juga dilakukan oleh pesawat tempur F-16C, helikopter H-225M Cougar serta
pesawat angkut militer CN-295.
“Ini adalah kesempatan besar bagi
penerbang kami untuk berinteraksi dengan masyarakat dan untuk
menunjukkan kepada mereka pesawat kami,” kata Moeller. “Membantu
membangun kemitraan militer seperti ini membuat kami semakin berkembang
dan memupuk hubungan positif antara AS dan Indonesia.”
Sebagai
informasi, Cope West merupakan latihan rutin yang sudah dilakukan sejak
1989. Tahun ini menandai keenam kalinya Cope West diselenggarakan di
Indonesia.
Editor: Romadhon
Posting Komentar