Jakarta,.NUBIC,.
- Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof.
Rizal Damanik, audiensi ke Kementerian Pertanian. Rilis yang diterima
melalui Humas BKKBN, Kamis (5/4) menyebutkan audiensi diterima oleh
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Syukur Irwantoro dan Agung
Hendriadi Kepala Badan Ketahanan Pangan (04/04/2018).
Dalam
pertemuan ini dibahas tentang kerjasama sinergi pengelolaan Kampung
Keluarga Berencana (KB) dengan program-program dari Kementerian
Pertanian, hadir dalam kesempatan tersebut Direktur Bina Lini Lapangan
BKKBN, Wahidin.
Deputi
Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof.Rizal Damanik
menjelaskan, “BKKBN sedang mengembangkan Kampung KB di seluruh
Indonesia, Kampung KB ini sebagai upaya membumikan dan menggelorakan
kembali Program KB, mengintegrasikan lintas sektor dalam memberikan
pelayanan pada keluarga dan secara umum bertujuan mengentaskan
kemiskinan dan tujuan akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat Indonesia, meningkatkan kualitas gizi kesehatan keluarga”,
jelas Prof.Rizal Damanik.
Kampung
KB sendiri merupakan satuan wilayah setingkat dusun/ RW yang memiliki
kriteria diantaranya jumlah keluarga pra sejahtera di atas rata-rata
tingkat desa dimana kampung tersebut berada. Jumlah peserta KB di bawah
rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa dimana kampung tersebut
berlokasi. Menurut kriteria wilayah Kampung KB merupakan wilayah kumuh,
pesisir/nelayan; daerah aliran sungai (DAS); bantaran kereta api;
kawasan miskin (termasuk miskin perkotaan); terpencil; perbatasan;
kawasan industri; kawasan wisata; dan kawasan padat penduduk.
Deputi
Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof.Rizal Damanik
mengungkapkan, “Saat ini Kampung KB telah terbentuk di seluruh Kabupaten
dan Kota di Indonesia. Sedang disiapkan Instruksi Presiden (Inpres)
tentang pengelolaan Kampung KB prosesnya saat ini sudah sekitar 90%
selesai. Inpres ini dibuat untuk memudahkan koordinasi lintas sektor,
antar Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah. Melalui inpres ini
diharapkan dapat mempercepat keberhasilan Kampung KB. BKKBN berharap
program di Kementerian Pertanian bisa sinergi dalam Kampung KB.” ungkap
Prof.Rizal Damanik.
Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Irwantoro menyampaikan,
“Kementerian Pertanian saat ini juga sedang fokus pada pemberdayaan
keluarga miskin, salah satu programnya adalah bedah kandang, program ini
sementara konsentrasi di Jawa, fokus awal jabar dan banten. Program ini
adalah dengan memilih desa yang masih tertinggal atau miskin dengan
pemberian bantuan usaha pertanian, 10 juta ayam dll, saya kira ini bisa
sinergi dengan Kampung KB,” ungkap Syukur Irwantoro.
Kepala
Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi menambahkan, “ Saat ini Presiden
telah menetapkan prioritas pembangunan 100 desa untuk menghadapi
stunting. Kementerian Pertanian juga sudah melakukan intervensi dengan
pengembangan pangan lestari, bantuan unggas. Salah satunya di Desa Haya
Haya, Provinsi Gorontalo yang menurut rencana akan dikunjungi Presiden
Joko Widodo, Kampung KB dari BKKBN bisa sinergi dengan Kementerian
Pertanian.” tambah Agung Hendriadi.
Sekretaris
Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Irwantoro menegaskan, “Kerjasama
ini harus segera kita konkretkan, segera disusun MoU antara Pertanian
dan BKKBN. Kementerian Pertanian memerlukan Data Keluarga, BKKBN sudah
memiliki data berbasis keluarga kita bisa kerjasama untuk pengembangan
desa yang tujuan akhirnya dapat mengentaskan kemiskinan.” tegas Syukur
Irwantoro.
BKKBN sejak
tahun 2015 telah mengembangkan pengolahan data keluarga yang cukup
rinci hasil pendataan keluarga yang rutin dilakukan. Terangkum dalam
Sistem Informasi Keluarga (SIGA).
Deputi
Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Prof.Rizal Damanik
menyampaikan, “Kami segera mematangkan kerjasama ini dengan membentuk
tim teknis untuk segera merealisasikan kerjasama pengelolaan Kampung KB
sinergi dengan program-program Kementerian Pertanian”, tutup Prof.Rizal
Damanik. (AD)
Posting Komentar