NUBIC, Timika-Warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura,
Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mengaku menyaksikan kelompok kriminal
separatis bersenjata (KKSB) saat membakar sekolah dan rumah sakit di
kampung tersebut pada 23 Maret 2018 lalu.
Pada Jumat (6/4), belasan Jurnalis berkesempatan berbincang-bincang
langsung dengan warga di Kampung Banti. Para Jurnalis mendatangi
langsung beberapa perkampungan yang sempat dikuasi KKSB sejak November
2017 lalu itu.
Salah satu warga Banti yang juga seorang Gembala Gereja, Pdt Hengki
Magal memperlihatkan bangunan Rumah Sakit Waa Banti serta gedung SD dan
SMP Negeri Banti yang kini hanya menyisahkan puing-puing sisa kebakaran.
Kedua bangunan itu benar-benar ludes, rata dengan tanah.
Ia menyebut KKSB tersebut menyatakan diri sebagai TPN-OPM (Tentara
Pembebasan Nasional - Organisasi Papua Merdeka). Mereka memasuki wilayah
perkampungan itu lalu berbaur dengan masyarakat setempat.
Setelah diduduki oleh KKSB, perkampungan itu dalam kondisi gelap
gulita. Tidak ada aliran listrik. KKSB bahkan sempat menyurat ke
Manajemen PT Freeport Indonesia dan meminta agar aliran listrik kembali
diaktifkan. Mereka mengaku akan menjamin keamanan di sana.
Permintaan itu pun tidak dipenuhi dengan alasan keamanan, karena
perusahaan harus mengirim teknisi untuk melakukan perbaikan jaringan
listrik di sana.
KKSB lalu dilaporkan telah membakar Rumah Sakit Waa Banti milik
LPMAK, gedung SD dan SMP Negeri Banti, serta rumah milik Tima Timo
Omaleng, orang tua kandung dari Bupati Mimika Eltinus Omaleng pada Jumat
tanggal 23 Maret 2018.
"Kami melihat bagaimana mereka membakar rumah sakit, sekolah dan
rumah masyarakat. Kami tidak diintimidasi, tetapi mereka berbaur dan
berlindung di tengah masyarakat," kata Pdt Magal.
KKSB Dalam Jumlah Banyak
Pdt Hengki Magal mengatakan, KKSB yang memasuki perkampungan mereka
berjumlah cukup banyak. Ia bahkan tak bisa menghitung jumlah mereka.
Yang pasti, puluhan dari mereka menenteng senjata api laras panjang.
"Jumlah mereka banyak sekali. Saya tidak tahu dari kelompok mana,
banyak kelompok yang mereka sebut. Kami tidak tahu pasti siapa pimpinan
mereka. Kami mengenali muka mereka, kami tinggal sama-sama dengan
mereka, tapi kami sebelumnya belum kenal dengan mereka," ujar Magal.
Menurutnya, KKSB menduduki kampung secara berpindah-pindah. Terdapat
lima kampung yang menjadi basis pergerakan mereka waktu itu, yakni
Kampung Utikini, Kimbeli, Banti 1, Banti 2 dan Opitawak.
"Jadi mereka selalu berpindah-pindah dari kampung satu ke kampung
lainnya. Malam biasa di Banti, besok pagi ke Opitawak, sebentar lagi ada
di Utikini," kata Magal.
Minta Aliran Listrik Diaktifkan
Pdt Hengki Magal yang berbicara mewakili warga Banti berharap
pemerintah segera membangun kembali fasilitas dasar seperti sekolah,
rumah sakit dan lainnya yang telah dirusak dan dibakar oleh KKSB.
Menurut Magal, yang paling dibutuhkan warga saat ini adalah bahan
makanan dan penerangan. Mereka meminta agar aliran listrik dari PT
Freeport diaktifkan kembali untuk menerangi beberapa perkampungan warga
di wilayah itu.
"Harapan kami, semua kerusakan harus kembali diperbaiki oleh
pemerintah, kerjasama yang baik dengan aparat keamanan. Kami sekarang
sudah dalam kondisi aman karena TNI-Polri sudah menguasai kembali
kampung-kampung sampai di Opitawak. Jadi ketakutan sudah hilang,"
katanya.
Di samping itu, warga meminta pemerintah segera membangun pos
keamanan bagi aparat TNI-Polri agar mereka selalu berada di wilayah itu
dalam memberikan jaminan keamanan bagi warga.
"Pos keamanan sangat penting. Bapak TNI-Polri boleh tinggal di sini
sampai benar-benar aman. Selanjutnya kita lihat kondisi keamanan lagi
seperti apa. Harus ada pos keamanan di sini," tuturnya.
Pasukan TNI telah memukul mundur kelompok KKSB dan menguasai kembali
enam kampung, yaitu Kampung Longsoran, Utikini, Banti 1, Banti 2,
Kimbely, dan Opitawak. KKSB diduga kini melarikan diri ke Kampung
Aroanop dan dilaporkan telah merusak sebuah klinik di sana.
Operasi pengejaran KKSB dipimpin Komandan Brigif 20/IJK Kolonel Inf
Frits Pelamonia, melibatkan 50 prajurit TNI terdiri atas Yonif 751/R
sebanyak 20 orang, Yonif 754/ENK 20 orang dan Brigif 20/IJK 10 orang. (rum/SP)
Posting Komentar