www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » , , » Cerita Warga Banti Saksikan KKSB Bakar Sekolah dan Rumah Sakit

Cerita Warga Banti Saksikan KKSB Bakar Sekolah dan Rumah Sakit

Written By Nusantara Bicara on 9 Apr 2018 | April 09, 2018

NUBIC, Timika-Warga Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, mengaku menyaksikan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) saat membakar sekolah dan rumah sakit di kampung tersebut pada 23 Maret 2018 lalu.

Pada Jumat (6/4), belasan Jurnalis berkesempatan berbincang-bincang langsung dengan warga di Kampung Banti. Para Jurnalis mendatangi langsung beberapa perkampungan yang sempat dikuasi KKSB sejak November 2017 lalu itu.

Salah satu warga Banti yang juga seorang Gembala Gereja, Pdt Hengki Magal memperlihatkan bangunan Rumah Sakit Waa Banti serta gedung SD dan SMP Negeri Banti yang kini hanya menyisahkan puing-puing sisa kebakaran. Kedua bangunan itu benar-benar ludes, rata dengan tanah.

Ia menyebut KKSB tersebut menyatakan diri sebagai TPN-OPM (Tentara Pembebasan Nasional - Organisasi Papua Merdeka). Mereka memasuki wilayah perkampungan itu lalu berbaur dengan masyarakat setempat.


Setelah diduduki oleh KKSB, perkampungan itu dalam kondisi gelap gulita. Tidak ada aliran listrik. KKSB bahkan sempat menyurat ke Manajemen PT Freeport Indonesia dan meminta agar aliran listrik kembali diaktifkan. Mereka mengaku akan menjamin keamanan di sana.

Permintaan itu pun tidak dipenuhi dengan alasan keamanan, karena perusahaan harus mengirim teknisi untuk melakukan perbaikan jaringan listrik di sana.

KKSB lalu dilaporkan telah membakar Rumah Sakit Waa Banti milik LPMAK, gedung SD dan SMP Negeri Banti, serta rumah milik Tima Timo Omaleng, orang tua kandung dari Bupati Mimika Eltinus Omaleng pada Jumat tanggal 23 Maret 2018.

"Kami melihat bagaimana mereka membakar rumah sakit, sekolah dan rumah masyarakat. Kami tidak diintimidasi, tetapi mereka berbaur dan berlindung di tengah masyarakat," kata Pdt Magal.

KKSB Dalam Jumlah Banyak

Pdt Hengki Magal mengatakan, KKSB yang memasuki perkampungan mereka berjumlah cukup banyak. Ia bahkan tak bisa menghitung jumlah mereka. Yang pasti, puluhan dari mereka menenteng senjata api laras panjang.

"Jumlah mereka banyak sekali. Saya tidak tahu dari kelompok mana, banyak kelompok yang mereka sebut. Kami tidak tahu pasti siapa pimpinan mereka. Kami mengenali muka mereka, kami tinggal sama-sama dengan mereka, tapi kami sebelumnya belum kenal dengan mereka," ujar Magal.

Menurutnya, KKSB menduduki kampung secara berpindah-pindah. Terdapat lima kampung yang menjadi basis pergerakan mereka waktu itu, yakni Kampung Utikini, Kimbeli, Banti 1, Banti 2 dan Opitawak.

"Jadi mereka selalu berpindah-pindah dari kampung satu ke kampung lainnya. Malam biasa di Banti, besok pagi ke Opitawak, sebentar lagi ada di Utikini," kata Magal.

Minta Aliran Listrik Diaktifkan

Pdt Hengki Magal yang berbicara mewakili warga Banti berharap pemerintah segera membangun kembali fasilitas dasar seperti sekolah, rumah sakit dan lainnya yang telah dirusak dan dibakar oleh KKSB.

Menurut Magal, yang paling dibutuhkan warga saat ini adalah bahan makanan dan penerangan. Mereka meminta agar aliran listrik dari PT Freeport diaktifkan kembali untuk menerangi beberapa perkampungan warga di wilayah itu.

"Harapan kami, semua kerusakan harus kembali diperbaiki oleh pemerintah, kerjasama yang baik dengan aparat keamanan. Kami sekarang sudah dalam kondisi aman karena TNI-Polri sudah menguasai kembali kampung-kampung sampai di Opitawak. Jadi ketakutan sudah hilang," katanya.

Di samping itu, warga meminta pemerintah segera membangun pos keamanan bagi aparat TNI-Polri agar mereka selalu berada di wilayah itu dalam memberikan jaminan keamanan bagi warga.

"Pos keamanan sangat penting. Bapak TNI-Polri boleh tinggal di sini sampai benar-benar aman. Selanjutnya kita lihat kondisi keamanan lagi seperti apa. Harus ada pos keamanan di sini," tuturnya.

Pasukan TNI telah memukul mundur kelompok KKSB dan menguasai kembali enam kampung, yaitu Kampung Longsoran, Utikini, Banti 1, Banti 2, Kimbely, dan Opitawak. KKSB diduga kini melarikan diri ke Kampung Aroanop dan dilaporkan telah merusak sebuah klinik di sana.

Operasi pengejaran KKSB dipimpin Komandan Brigif 20/IJK Kolonel Inf Frits Pelamonia, melibatkan 50 prajurit TNI terdiri atas Yonif 751/R sebanyak 20 orang, Yonif 754/ENK  20 orang dan Brigif 20/IJK 10 orang. (rum/SP)
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara