NUBIC,.Timika
- Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua semakin brutal
dan sangat membuat masyarakat resah serta merugikan semua pihak, dari
penyanderaan 1.300 warga pada tahun 2017, penyanderaan guru hingga
pembakaran fasilitas umum rumah sakit hingga gedung sekolah di Kampung
Waa Banti yang saat ini dirasakan oleh anak-anak dari SD Inpres Banti.
Betapa
sedihnya siswa SD Banti setelah mengetahui bahwa sekolah yang mereka
gunakan untuk menimba ilmu dibakar oleh KKSB. Saat ini siswa kelas 6 SD
Banti sedang berada di sekolah Taruna Papua yang berada di Timika.
Mereka akan melaksanakan ujian di sekolah tersebut.
Siswa
kelas 6 SD Banti berjumlah 38 siswa, tetapi yang saat ini yang berada
di sekolah Taruna Papua hanya 26 siswa saja karena 12 siswa sisanya
berada di Kampung Banti.
Siswa-siswi
SD Banti berada di Sekolah Taruna ini bertujuan untuk melaksanakan
proses ujian yang akan dilaksanakan pada 3 Mei 2018 nanti.
Kepala
Sekolah SD Inpres Banti, Markus Leppang, S.Pd yang juga mendampingi
siswa-siswinya di Sekolah Taruna Papua saat dikonfirmasi membeberkan
bagaimana keadaan siswa-siswinya pada saat penyerangan KKSB di Kampung
mereka.
Beliau
mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada tanggal 27 Oktober 2017
dimana pada saat itu aktivitas siswa-siswi SD Banti sedang melaksanakan
pembersihan sekolah.
1
jam kemudian situasi di Kampung Banti sangat genting karena adanya
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) Papua yang menjajah
kampung tersebut. Seketika masyarakat dan siswa-siswi berlarian
ketakutan.
“Saat
itu juga, kami para guru pengajar dievakuasi di RS Waa, Banti yang
letaknya bersebelahan dengan SD Inpres Banti dan saat itu juga kami
mendapat informasi bahwa kami akan dijemput dengan Bus untuk dievakuasi
menuju Tembagapura,” singkatnya.
Pada
saat perjalanan tepatnya di Kampung Utikini, para guru pengajar dan
tenaga medis sempat di cegat oleh Kelompok KKSB dan disuruh turun dari
Bus, tetapi mereka dibebaskan dan melanjutkan perjalanan menuju
Tembagapura dengan berjalan kaki. Sedangkan masyarakat dan anak-anak
berjumlah 1.300 orang di sandera di kampung Kimbelly.
“Beberapa bulan kemudian kami mendapat informasi bahwa sekolah SD Banti dan Rumah Sakit Waa dibakar oleh KKSB,” jelasnya.
Setelah
kejadian penyanderaan pada bulan November 2017 hingga pembakaran gedung
sekolah beberapa waktu lalu, pihak guru berkordinasi dengan Kepala
Distrik agar siswa-siswi SD Banti bisa melaksanakan Ujian di Sekolah
Taruna Papua dan akhirnya sekarang siswa-siswi beserta beberapa guru
dapat melangsungkan proses belajar mengajar hingga Ujian yang akan
diselenggarakan pada tanggal 3 Mei nanti.
Kepala
Sekolah berharap kepada pemerintah daerah dan bekerjasama dengan PT.
Freeport agar segera membangun kembali gedung sekolah yang ada di Banti.
Karena masih banyak siswa-siswi yang membutuhkan bangku sekolah untuk
masa depannya.
Ditempat yang sama, Tinus Mukaleng yang merupakan salah satu siswa SD Banti mengeluhkan dengan adanya pembakaran sekolah mereka.
Disatu
sisi mereka merasa senang karena dapat melanjutkan ujian di Sekolah
Taruna Papua dan melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya. Disisi lain
mereka bersedih karena sekolah mereka dibakar oleh kelompok yang tidak
bertanggung jawab dan berpisah jauh dengan orang tua yang sebagian besar
masih menetap di kampung Banti.
“Saya
senang bisa melaksanakan ujian nanti, tapi saya bersedih karena sekolah
kami dibakar, dan harus berpisah jauh dengan orang tua”keluh Tinus yang
mewakili kesedihan teman-temannya.
Cita-cita
anak-anak papua terkhusus siswa siswi SD Banti ini sangat tinggi,
sesekali mereka ditanya tentang cita-cita. Banyak dari mereka yang
memiliki cita-cita sebagai Tentara, Polisi, Dokter, Pilot hingga sampai
ada siswa yang memiliki cita-cita menjadi Bupati.
Alasan
mereka menjadi Bupati karena ingin memajukan kampung mereka. Alasan
ingin menjadi Tentara atau Polisi agar mereka bisa menjaga keamanan
masyarakat di Kampungnya, ingin menjadi Dokter karena mereka ingin
masyarakat di Banti sehat.
Betapa tingginya harapan mereka dengan adanya sekolah di kampungnya untuk meraih cita-cita.Siswa-siswi SD Banti berharap agar sekolah yang sudah dibakar oleh KKSB agar cepat dibangun kembali.
Posting Komentar