Mungkin masih banyak masyarakat bingung, kok bisa di Kabupaten Asmat banyak beredar motor listrik. Padahal sempat jadi perbincangan masalah gizi buruk yang menimpah wilayah tersebut.
Makanya pada saat Presiden Jokowi beserta ibu Iriana mengunjungi wilayah tersebut motoran listrik tersebut.
Presiden pun tanpa ragu memboncengi Ibu Iriana dengan motor listrik
berwarna merah menuju Aula Wiyata Mandala. Yaitu Dinas Pendidikan
Kabupaten Asmat yang berjarak 2,8 kilometer.
Jadi pilihan utama mode transportasi untuk menembus wilyah Asmat
memang paling nyaman motoran. Karena memang jalan di wilayah tersebut
banyak berbahan papan.
Sejarah Motor Listrik di Asmat
Dilansir kabarpapua.co bahwa motor listrik pertama kali didatangkan
pada 2006 oleh seorang wanita Asal Sulewesi Selatan bernama Erna
Sabuddin.
Dengan merogok kocek pribadinya, Erna sebenarnya hanya iseng untuk membeli motor listrik di Makassar dan dibawanya ke Agats.
Dari catatan dari Dinas Perhubungan setempat, pada 2016, kendaraan listrik saat ini berjumlah 1.495 motor.
Sehingga akhirnya Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan terkait
penerapan retribusi bagi pemilik kendaraan dan pemasok kendaraan.
Pemkab Asmat juga menerapkan pengunaan plat nomor penganti stiker
retribusi. Karena kendaraan ini termasuk kategori sepeda, maka
pemiliknya tidak memiliki STNK, Pajak Kendaraan atau SIM.
Saat ini masyarakat Asmat juga dimudahkan dengan Stasiun Pengisian
Listrik Umum (SPLU) untuk kendaraan listrik. Satu SPLU terdiri dari 4
colokan.
Posting Komentar