NUBIC,.JAKARTA,.Dalam
rangka memperingati hari jadinya yang ke 54 Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan (Ditjen PAS) untuk pertama kalinya akan menyelenggarakan
Indonesian Prison Art Festival 2018 (IPAFest 2018) pada hari
Senin-Selasa tanggal 23-24 April 2018. IPA Fest 2018 merupakan festival
seni narapidana yang pertama kalinya di dunia dan akan diselenggarakan
di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
“Mengusung
tema “Bhinneka Tunggal Ika”, penyelenggaraan IPAFest 2018 ini merupakan
hasil pembinaan kepribadian kemandirian dengan balutan seni budaya yang
akan disuguhkan oleh narapidana dari seluruh nusantara. Kami berharap
penyelenggaraan IPAFest 2018 ini dapat memberikan motivasi bagi Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) agar terpacu menjadi lebih baik dan dapat
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembinaan W BP,”
ujar Plt. Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Marjoeki.
Mayoritas
pengisi acara merupakan WBP yang akan menampilkan berbagai pertunjukan
seperti seni tari dan seni musik, baik modern maupun tradisional, serta
teater. Drama musikal “Merah Putih Narapidana, Kami Berkarya Maka Kami
Ada” turut memeriahkan pembukaan lPAF est 2018 yang juga akan dibuka
oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, JusufKalla.
“Persiapan
dan kurasi melalui telecon erence telah kami laksanakan dengan
melibatkan tim kreatif dari Institut Kesenian Jakarta. Acara ini
terinspirasi dari sendratari kolosal “Merangkai Asa” yang ditampilkan
pada peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan tahun lalu,” tutur Sekretaris
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami.
Utami
mengatakan selain pertunjukan seni, penyelenggaraan IPAFest 2018 juga
akan diramaikan dengan pameran karya kriya (NAPICRAFT), pameran seni
rupa murni dan DKV, pameran arsip dan foto sejarah Pemasyarakatan,
pemutaran film, pameran fotografi, talkshow, dan festival kuliner.
Direncanakan budayawan Emha Ainun Najib dan sejarawan Hilmar Farid akan
menjadi pembicara dalam talkshow “Kami Berkarya Maka Kami Ada” yang
dimoderatori oleh Cak Lontong.
“Indonesia
kan terdiri dari berbagai macam suku. Begitu juga Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan (UPT) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Momentum
ini dirasakan mampu untuk menanamkan kembali rasa nasionalisme sehingga
menimbulkan kembali tanggung jawab para pelanggar hukum dalam usaha
bersama membangun bangsa. Maka dari itulah para pengisi acara kali ini
juga berasal dari berbagai penjuru nusantara,” ungkap Utami.
IPAFest
2018 merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti
Pemasyarakatan ke-54 yang diselenggarakan sejak 3 April hingga 27 April
2018. Selain itu, Ditjen PAS juga akan menyelenggarakan pemecahan rekor
Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk kegiatan membasuh kaki orang tua
secara serentak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) seIndonesia
dalam acara Family and Society Gathering.
Adapun rangkaian peringatan
Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54 lainnya yaitu Pameran Produk Unggulan
Narapidana, Rapat Kerja Teknis Pemasyarakatan, Pertandingan Olahraga
antar Unit Eselon I dan UPT Pemasyarakatan, Penggeledahan Lapas/Rutan
Secara Serentak, Seminar Ikatan Pembimbing Kemasyarakatan Indonesia
(IPKEMINDO), Kegiatan Lomba Kreasi Baris Berbaris (LKBB) dan Yel-yel
CPNS di Masing-masing Wilayah, Perlombaan Dapur Bersih dan Penyajian
Makanan Layak Bagi Narapidana/Tahanan di Lapas/Rutan, Bakti Sosial, dan
Upacara Hari Bakti Pemasyarakatan.(Andi Padrik).
Posting Komentar