Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Pegunungan Bintang ke-15
berubah menjadi kerusuhan ketika seribuan orang tiba-tiba melakukan
tindakan anarkis merusak tenda acara di Lapangan Kabing dan membakar
rumah pribadi Bupati Pegunungan Bintang, Kamis (12/4/2018).
Informasi
yang dihimpun di Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, insiden ini
bermula dari kegiatan gerak jalan santai memperingati HUT Kabupaten
Pegunungan Bintang ke-15. Para peserta yang jumlahnya sekitar 1000-an
orang sudah bersiap di Lapangan Kabing, Kampung Kabiding, Distrik
Oksibil sekitar pukul 07.30 WIT. Namun, tiba-tiba mereka mencari panitia
untuk menanyakan rute jalan santai dan hadiah yang semula diumumkan
oleh panitia.
Amos, warga Oksibil yang kebetulan menyaksikan
kejadian itu mengatakan para peserta mencari panitia, namun tidak
seorang pun berada di lapangan.
“Saat itu yang berada di lapangan
hanya aparat keamanan. Para peserta lalu meminta kepada aparat untuk
menghadirkan panitia. Karena panitia yang dijanjikan tak kunjung tiba di
lokasi acara, para peserta marah dan merusak tenda beserta fasilitas
dan perlengkapan acara,” kata Amos yang dihubungi melalui telepon
selulernya, Kamis (12/4/2018) petang.
Beberapa saat setelah massa melakukan aksi pengrusakan, Wakil Bupati
Pegunungan Bintang Decky Deal didampingi Kapolres Pegunungan Bintang dan
Perwira Penghubung datang menemui massa.
Saat itu Wakil Bupati
bersama Kapolres mengimbau warga untuk menghentikan aksi anarkis mereka,
namun tidak dihiraukan massa. Seribuan peserta jalan santai menjadi
beringas dan terus merusak tenda acara. Aparat yang berusaha menghalau
massa, namun mereka menjadi sasaran lemparan batu dan kayu.
“Setelah
kejadian itu, para pejabat mundur sementara aparat kepolisian
melepaskan tembakan peringatan namun tidak dihiraukan massa,” kata Amos.
Ketika
para pejabat Kabupaten Pegunungan Bintang mundur, massa lalu bergerak
ke rumah pribadi milik Bupati Pegunungan Bintang Costan Oktemka. Massa
lalu membakar rumah pribadi bupati berikut sebuah Bomag (alat berat)
yang terparkir dekat rumah bupati.
Setelah itu, kata Amos, massa
lalu bergerak ke Koperasi milik Haji Samsudin lalu merusak dan menjarah
sembako di sana. “Kabarnya, Haji Samsudin punya kedekatan dengan Bupati
Costan sehingga menjadi sasaran massa yang kecewa dengan bupati,” kata
Amos.
Seribuan massa tersebut lalu bergerak ke Bandar Udara Oksibil dan
melakukan pemalangan di sana. Mereka juga melakukan pemalangan di Kantor
Bupati Pegunungan Bintang. Menurut Amos, massa yang menguasai Kantor
Bupati meminta DPRD Pegunungan Bintang segera mencopot Costan Oktemka
dan mengancam akan membakar Kantor Bupati dan Kantor DPRD jika tuntutan
mereka tidak dilaksanakan.
“Dari pembicaraan yang berkembang di
massa, tuntutan tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan mereka terhadap
kinerja Bupati Pegunungan Bintang. Katanya bupati sesuka hati mencopot
kepala kampung, kepala distrik dan kepala dinas yang tidak mengikuti
kemauan bupati dan selama kepemimpinannya tidak ada pembangunan di
Kabupaten Pegunungan Bintang,” kata Amos.
Sejauh ini, kata Amos,
massa masih terus bertahan di Kantor Bupati Pegunungan Bintang,
sementara Bupati Costan Oktemka tidak diketahui keberadaannya. (Ong)
Posting Komentar