Nubic,
Timika - Aktivitas belajar-mengajar
di Aroanop, pedalaman Kabupaten Mimika, Papua tetap berjalan pasca penyanderaan
dan pemerkosaan guru oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB). Namun,
bukan guru yang mengajar, melainkan para anggota Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Kamis (26/4).
"Karena
di sana tidak ada guru, TNI mengajar, menggantikan guru itu," ujar Kepala
Penerangan Kodam
(Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol Inf
Muhamad Aidi.
Secara
bergantian, para personel TNI mengajar sembari menjaga situasi sekitar. Total
ada 30 personel TNI yang menjaga wilayah tersebut.
"Mereka
yang punya kemampuan, bergantian mengajar," Tegasnya.
Meskipun
beberapa waktu lalu situasinya sempat mencekam, Kapendam
mengatakan, anak-anak di Aroanop cukup antusias mengikuti kegiatan
belajar-mengajar. "Mereka antusias. Ini hasil karya guru-guru ini,
anak-anaknya itu cerdas-cerdas," ungkap Kapendam.
Sementara
itu, dia menjelaskan, seluruh guru honorer sudah dievakuasi. Mereka memindahkan
tiga dari lima guru yang sebelumnya belum dibawa keluar dari Aroanop, pada
Sabtu (21/4). Sedangkan dua sisanya tidak ikut karena merupakan warga asli.
"Jumlah
total (yang) dievakuasi 16 orang, sisanya penduduk asli di sana. Dia guru
honorer yang dipekerjakan di sana," jelas anak buah Panglima TNI Marsekal
Hadi Tjahjanto itu.
Semua
guru yang dievakuasi, katanya, sudah diserahkan ke pihak keluarga. Sebelumnya,
mereka menjalani cek kesehatan dan dibawa ke Dinas Pendidikan.
"(Kini)
Semua ditangani oleh keluarga," pungkasnya.
Sebagai
informasi, sebelumnya sejumlah anggota KKSB melakukan teror di kampung Aroanop,
Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Mereka menyerang salah satu sekolah dan
menyandera belasan guru di sana.
Para
guru tersebut merupakan guru honorer yang dikirim dari luar Papua. Ketika
disandera, belasan guru itu disiksa oleh anggota kelompok separatis itu, hingga
ada yang diperkosa.(*)
Posting Komentar