www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » , » Sejumlah Negara Kerahkan Peralatan Perang ke Suriah, Termasuk Tiongkok

Sejumlah Negara Kerahkan Peralatan Perang ke Suriah, Termasuk Tiongkok

Written By Nusantara Bicara on 13 Apr 2018 | April 13, 2018

Suriah – Sejumlah negara-negara besar dunia mengerahkan peralatan perangnya ke Suriah menyusul keputusan Amerika Serikat memerintahkan angkatan udara Israel (IAF) melepaskan tembakan peluru kendali di sebuah pangkalan udara di dekat kota Homs, Suriah pada 9 April lalu.

Patut diduga, inilah langkah dan proses ‘balkanisasi Suriah’ setelah tujuh tahun negara itu dirundung perang tanpa berkesudahan. Perang proksi yang diterbarkan seluruh negara dunia di Suriah berhasil dilakukan. Penyebabnya tak lagi adalah memperebutkan jalur pipa gas dan kekayan minyak negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad.

Amerika Serikat dan negara-negara sekutu telah sejak lama terlibat dalam perang Suriah. Bahkan Dewan Keamanan Rusia menyebut AS dan sekutu telah mendirikan sedikitnya 20 pangkalan militernya di wilayah Suriah.
Sejumlah Negara Kerahkan Peralatan Perang ke Suriah, Termasuk Tiongkok

Rusia diketahui juga telah melibatkan diri dalam perang Suriah dan terlibat aktif berperang dalam dua tahun terkhir. Pangkalan udara Hmeimim adalah markas angkatan udara Rusia di negara beribukota Damaskus. Sejumlah skadron pesawat tempur di pangkalan udara tersebut.

Kemudian, Pelabuhan Tartus Suriah juga telah diserahkan kepada Rusia untuk menjadikannya sebagai pangkalan angkatan laut. Kesepakatan Moskow dan Damaskus terkait kerja sama militer di pelabuhan Tartus sudah terjalin sejak 2016 silam. Bahkan, perjanjian penempatan pasukan Rusia di pelabuhan tersebut selama 49 tahun.

Sedikitnya 11 kapal perang Rusia sudah aktif beroperasi di pelabuhan Tartus. Kapal-kapal tersebut menikmati hak imunitas terhadap pemeriksaan, pencarian, permintaan, penangkapan dan tindakan pemaksaan lainnya. Properti fasilitas ini tidak dapat diganggu-gugat. Dan pada Agustus 2017 Rusia mengirimkan dua unit kapal selam siluman ke Tartus. Du unit kapal selam tersebut ialah Kolpino dan Veliky Navgorod. Kolpino dan Veliky Navgorod sengaja dikirim ke Laut Tengah untuk memastikan kehadiran Angkatan Laut Rusia secara permanen di Suriah.

Selanjutnya, tahun 2017 Cina mengirimkan dua divisi pasukan khususnya ke Suriah dengan dalih memerangi kelompok Islamic East Turestan Movement, sebuah kelompok teroris Cina yang sebagian besar terdiri dari separatis Uighur. Divisi pasukan khusus China ini bernama Tigers of Siberia dan Night Tigers. Mereka akan bergabung dengan Angkatan Darat Suriah dalam operasi memerangi kelompok tersebut.

Setelah ISIS dinyatakan kalah perang di Suriah, Turki kemudian mengambil tindakan militer di perbatasan Suriah yang membuat perang kembali terbuka. Turki menggelar operasi militer bertajuk Operasi Ranting Zaitun dengan dalih memerangi kelompok teroris, Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Afrin, sebuah distrik yang merupakan wilayah kedaulatan Republik Arab Suriah. Kini, pengerahan peralatan militer negara-negara di dunia ke Suriah semakin menjadi-jadi setelah Presiden Donald Trump menyatakan akan mengambil tindakan militer terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad menyusul tuduhan palsu soal serangan senjata kimia di Ghouta Timur. AS dan sekutu menuduh pemerintah Suriah dan Rusia menggunakan senjata kimia saat memerangi teroris yang didukung AS dan sekutu di Ghouta Timur.

Ultimatum Presiden Trump tersebut disambut heroik negara-negara sekutu. Perancis telah melakukan pertemuan dengan perwakilan pihak opisisi Suriah di Istana Elysee beberapa waktu lalu. Inggris kabarnya sudah mengirimkan kapal selam ke Suriah dalam posisi siap tempur. Tak hanya itu, surat kabar The Times melaporkan skadron angkatan udara Inggris di Siprus juga sudah dalam posisi siap tempur dan mengatakan siap bila sewaktu-waktu diperintahkan melakukan serangan udara di Suriah. Jet-jet tempur Inggris diketahui beroperasi dari pangkalan udara RAF Akrotiri di Mediterania Timur untuk menghadapi ISIS atau Daesh.

Pada Rabu (11/4) dikutip News Front, Cina mengirimkan kapal perang ke Laut Mediterania dan diperintahkan bergabung dengan angkatan laut Rusia untuk kemudian bergerak menuju pelabuhan Tartus. Dengan demikian, Cina kini sudah berani ambil bagian dalam melawan agresi koalisi AS. Cina tak membenarkan rencana AS dan sekutu yang hendak melakukan tindakan militer terhadap Suriah yang telah dimulai angkatan udara Israel. (red)



Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara