Suriah – Sejumlah negara-negara besar dunia
mengerahkan peralatan perangnya ke Suriah menyusul keputusan Amerika
Serikat memerintahkan angkatan udara Israel (IAF) melepaskan tembakan
peluru kendali di sebuah pangkalan udara di dekat kota Homs, Suriah pada
9 April lalu.
Patut diduga, inilah langkah dan proses ‘balkanisasi Suriah’
setelah tujuh tahun negara itu dirundung perang tanpa berkesudahan.
Perang proksi yang diterbarkan seluruh negara dunia di Suriah berhasil
dilakukan. Penyebabnya tak lagi adalah memperebutkan jalur pipa gas dan kekayan minyak negara yang dipimpin Presiden Bashar Al-Assad.
Amerika Serikat dan negara-negara sekutu telah sejak lama terlibat
dalam perang Suriah. Bahkan Dewan Keamanan Rusia menyebut AS dan sekutu
telah mendirikan sedikitnya 20 pangkalan militernya di wilayah Suriah.
Rusia
diketahui juga telah melibatkan diri dalam perang Suriah dan terlibat
aktif berperang dalam dua tahun terkhir. Pangkalan udara Hmeimim adalah
markas angkatan udara Rusia di negara beribukota Damaskus. Sejumlah
skadron pesawat tempur di pangkalan udara tersebut.
Kemudian,
Pelabuhan Tartus Suriah juga telah diserahkan kepada Rusia untuk
menjadikannya sebagai pangkalan angkatan laut. Kesepakatan Moskow dan
Damaskus terkait kerja sama militer di pelabuhan Tartus sudah terjalin
sejak 2016 silam. Bahkan, perjanjian penempatan pasukan Rusia di
pelabuhan tersebut selama 49 tahun.
Sedikitnya 11 kapal perang Rusia sudah aktif beroperasi di pelabuhan
Tartus. Kapal-kapal tersebut menikmati hak imunitas terhadap
pemeriksaan, pencarian, permintaan, penangkapan dan tindakan pemaksaan
lainnya. Properti fasilitas ini tidak dapat diganggu-gugat. Dan pada
Agustus 2017 Rusia mengirimkan dua unit kapal selam siluman ke Tartus.
Du unit kapal selam tersebut ialah Kolpino dan Veliky Navgorod. Kolpino
dan Veliky Navgorod sengaja dikirim ke Laut Tengah untuk memastikan
kehadiran Angkatan Laut Rusia secara permanen di Suriah.
Selanjutnya,
tahun 2017 Cina mengirimkan dua divisi pasukan khususnya ke Suriah
dengan dalih memerangi kelompok Islamic East Turestan Movement, sebuah
kelompok teroris Cina yang sebagian besar terdiri dari separatis Uighur.
Divisi pasukan khusus China ini bernama Tigers of Siberia dan Night
Tigers. Mereka akan bergabung dengan Angkatan Darat Suriah dalam operasi
memerangi kelompok tersebut.
Setelah ISIS dinyatakan kalah perang di Suriah, Turki kemudian mengambil
tindakan militer di perbatasan Suriah yang membuat perang kembali
terbuka. Turki menggelar operasi militer bertajuk Operasi Ranting Zaitun
dengan dalih memerangi kelompok teroris, Partai Pekerja Kurdistan (PKK)
di Afrin, sebuah distrik yang merupakan wilayah kedaulatan Republik
Arab Suriah. Kini, pengerahan peralatan militer negara-negara di dunia
ke Suriah semakin menjadi-jadi setelah Presiden Donald Trump menyatakan
akan mengambil tindakan militer terhadap pemerintahan Bashar Al-Assad
menyusul tuduhan palsu soal serangan senjata kimia di Ghouta Timur. AS
dan sekutu menuduh pemerintah Suriah dan Rusia menggunakan senjata kimia
saat memerangi teroris yang didukung AS dan sekutu di Ghouta Timur.
Ultimatum Presiden Trump tersebut disambut heroik negara-negara
sekutu. Perancis telah melakukan pertemuan dengan perwakilan pihak
opisisi Suriah di Istana Elysee beberapa waktu lalu. Inggris kabarnya
sudah mengirimkan kapal selam ke Suriah dalam posisi siap tempur. Tak
hanya itu, surat kabar The Times melaporkan skadron angkatan
udara Inggris di Siprus juga sudah dalam posisi siap tempur dan
mengatakan siap bila sewaktu-waktu diperintahkan melakukan serangan
udara di Suriah. Jet-jet tempur Inggris diketahui beroperasi dari
pangkalan udara RAF Akrotiri di Mediterania Timur untuk menghadapi ISIS
atau Daesh.
Pada Rabu (11/4) dikutip News Front, Cina
mengirimkan kapal perang ke Laut Mediterania dan diperintahkan bergabung
dengan angkatan laut Rusia untuk kemudian bergerak menuju pelabuhan
Tartus. Dengan demikian, Cina kini sudah berani ambil bagian dalam
melawan agresi koalisi AS. Cina tak membenarkan rencana AS dan sekutu
yang hendak melakukan tindakan militer terhadap Suriah yang telah
dimulai angkatan udara Israel. (red)
Posting Komentar