NUBIC,Papua-Ketika melakukan kunjungan kerja ke suatu daerah, berganti moda
transportasi sebenarnya merupakan hal yang biasa bagi Presiden Joko
Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Termasuk saat melakukan
kunjungan kerja ke Provinsi Papua.
Presiden dan Ibu Iriana menumpangi Pesawat Kepresidenan Indonesia-1
dari Jayapura menuju Kabupaten Mimika. Kemudian Presiden berganti
helikopter Super Puma untuk menuju Kabupaten Asmat pada Kamis, 12 April
2018.
Biasanya setelah tiba di tempat tujuan, rangkaian kendaraan roda
empat disusun untuk digunakan Presiden dan rombongan. Tapi siang tadi,
ada yang menarik di mana rangkaian motor listrik digunakan Presiden dan
Ibu Iriana selama mengunjungi Kabupaten Asmat.
Presiden pun memboncengi Ibu Iriana dengan motor listrik berwarna
merah menuju Aula Wiyata Mandala, Dinas Pendidikan Kabupaten Asmat yang
berjarak 2,8 kilometer.
Di sepanjang jalan, banyak warga yang menyambut kehadiran orang nomor
satu di Indonesia tersebut. Presiden dan Ibu Iriana yang keduanya
mengenakan kemeja lengan panjang berwarna putih dan celana panjang
berwarna gelap serta menggunakan helm berwarna putih, sesekali
melambaikan tangan membalas sapaan warga.
Tiba di aula, Presiden dan Ibu Iriana menyaksikan langsung pemberian
makanan tambahan kepada anak-anak dan ibu-ibu. Selain itu keduanya juga
berdialog dengan para ibu. Bahkan beberapa kali Presiden menggendong
anak-anak.
Dari aula tersebut, Presiden dan Ibu Iriana melanjutkan dengan motor
listrik berwarna merah menuju proyek infrastruktur di Kampung Kayeh. Di
sini tengah dibangun berbagai proyek infrastruktur untuk Kabupaten
Asmat, di antaranya jembatan gantung.
Saat menuju proyek ini, Presiden harus mengendarai motor listrik itu
melewati jembatan panjang yang terbuat dari kayu dan hanya memiliki
lebar tidak lebih dari 3 meter. Ketika tengah menuju proyek
infrastruktur, Presiden dan Ibu Iriana disambut tari-tarian oleh warga.
Usai meninjau Kampung Kayeh, Presiden dan Ibu Iriana bersama
rombongan menyeberangi sungai ke lokasi pembangunan 114 unit rumah
khusus yang telah dibangun sejak 2016 dengan biaya Rp.19,9 miliar di
Kampung Amanamkai, Distrik Atjs dan Kampung Syuru, Distrik Agats
sebanyak 114 Unit dengan menggunakan speed boat.
Tahun ini kembali dibangun sebanyak 100 unit rumah khusus yang
tersebar di 4 kampung, yakni Kampung Priend Distrik Fayid (34 unit),
Kampung Ass dan Kampung Atat Distrik Pulau Tiga (33 unit), dan Kampung
Warkai Distrik Betsbamu (33 unit).
Salah satu penyebab penduduk enggan berpindah ke lokasi rumah khusus
yang telah dibangun adalah belum adanya jembatan penghubung antar
kampung yang terpisahkan sungai. Oleh karenanya akan dibangun 4 jembatan
gantung dengan anggaran Rp. 46 miliar dengan lokasi di Kampung Syuru
Baru Distrik Agats (72 meter), Kampung Yerfum Distrik Der Koumor (72
meter), Kampung Hainam Distrik Pantai Kasuari (120 meter), Kampung
Sawaerma (96 meter).
foto:kompas |
Jalan panggung dari kayu yang sudah lapuk juga akan diperbaiki dengan
jalan beton dengan teknologi pracetak sepanjang sekitar 12 km dengan
lebar rata-rata 4 meter.
“Untuk infrastruktur jembatan gantung menerobos ke arah pemukiman
akan memutari kota ini sepanjang kurang lebih 12 kilometer. Semuanya
disokong oleh beton, lebih awet dan kita ingin tata ruang di Kabupaten
Asmat bisa lebih tertata kotanya,” ujar Kepala Negara.
Saat akan kembali ke Kampung Kayeh, Presiden bertemu dengan Jokowi,
seorang anak berusia 3 tahun. Presiden pun sempat menggendong Jokowi.
“Jokowi ini lahir saat saya dilantik jadi Presiden,” ucap Presiden. “20
Oktober 2014 berarti ya Pak,” ucap wartawan.
Ketika Presiden dan Ibu Iriana akan kembali ke helipad untuk
melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor listrik, hujan turun
dengan lebatnya. Presiden tetap memacu motor listriknya sejauh 3,5
kilometer.
Pukul 15.03 WIT, dengan menumpangi helikopter Super Puma Presiden
meninggalkan Kabupaten Asmat menuju Timika, Kabupaten Mimika untuk
berganti Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menuju Sorong, Papua Barat.
(Bey Machmudin)
Posting Komentar