NUBIC,.JAKARTA,.Sebagai penerus tongkat estafet nilai-nilai kejuangan
Generasi-45, TNI dikenal sebagai organisasi yang solid dan sarat dengan
semangat perjuangan, pengabdian dan pengorbanan yang luar biasa dan
tanpa pamrih yang dilandasi oleh loyalitas sebagai Roh yang menjiwai
kehidupan setiap Prajurit. TNI berasal dan lahir dari Rakyat yang
bersama-sama berjuang untuk merebut Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945.
Demikian ditegaskan Menteri Pertahan RI Jendral TNI (Purn) Ryamizard
Ryacudu saat berkunjung ke Sarang Petarung Korps Marinir, Cilandak,
Jakarta Selatan, hari ini, Kamis, (03/05). "Oleh karena itu, Satuan
Korps Marinir harus senatiasa menjadi Organiasi yang dicintai oleh
Rakyat. Etos inilah yang dijabarkan kedalam Nilai-Nilai Sapta Marga,
Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI yang dijiwai oleh Pancasila dan UUD
1945" tegas Menhan. Menurutnya, Profesionalisme TNI terletak pada
loyalitas dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. "Sebagai TNI yang Profesional maka Hukum harus ditempatkan
sebagai Panglima Tertinggi yang harus di hormati" kata Ryamizard.
Lebih lanjut dalam hal ini, kedudukan TNI adalah sebagai alat atau instrumen pertahanan negara untuk guna mewujudkan objektif arsitektur Pertahanan negara tersebut, sementara itu fungsi Polri adalah sebagai instrumen keamanan dan ketertiban negara dan masyrakat. Didalam merumuskan Strategi Pertahanan Negara, Kemhan selalu mengacu pada kondisi aktual Potensi Ancaman Negara masa kini dan masa yang akan datang.
Lebih lanjut dalam hal ini, kedudukan TNI adalah sebagai alat atau instrumen pertahanan negara untuk guna mewujudkan objektif arsitektur Pertahanan negara tersebut, sementara itu fungsi Polri adalah sebagai instrumen keamanan dan ketertiban negara dan masyrakat. Didalam merumuskan Strategi Pertahanan Negara, Kemhan selalu mengacu pada kondisi aktual Potensi Ancaman Negara masa kini dan masa yang akan datang.
"Kita semua di kawasan dan di berbagai belahan di dunia (Across the globe) sedang menghadapi potensi ancaman yang sangat-sangat nyata yaitu bahaya ancaman terorisme dan radikalisme generasi ketiga paska Al-qaeda dan paska Daesh yang telah dihancurkan di Timur Tengah (Irak dan Syria)" terang mantan Pangkostrad.
Penanganan Ancaman ini, sambungnya, memerlukan komitmen dan tindakan
bersama yang konkret dan serius, yaitu dengan cara memperkuat Identitas
dan jati diri bangsa serta membangun persatuan dan lesatuan yang kokoh
dan bersinergi dari seluruh komponen bangsa melalui lenanaman
nilai-nilai Pancasila dan penguatan kesadaran bela negara. Tugas bela
negara adalah tugas yang berat seiring dengan makin kompleksnya
tantangan yang dihadapi. Namun saya yakin melalui semangat kebersamaan
dan persatuan serta kerja keras, kita semua mampu membawa Indonesia
menjadi negara yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian serta
berlandaskan gotong royong.
“Saya menginstruksikan kepada TNI untuk berperan aktif dalam mensosialisasikan dan melaksanakan program bela Negara ini setiap saat kepada seluruh komponen masyarakat yang berada di wilayah teritorialnya.” pungkasnya.
“Saya menginstruksikan kepada TNI untuk berperan aktif dalam mensosialisasikan dan melaksanakan program bela Negara ini setiap saat kepada seluruh komponen masyarakat yang berada di wilayah teritorialnya.” pungkasnya.
Kedatangan Menhan RI Jendral TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu disambut Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Banmbang Suswantono S.H., M.H., M.Tr(Han), Kas Kormar Brigjen TNI (Mar) Widodo Dwi Purwan to dan Danpasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyah dengan Jajar Kehormatan dan Valrif serta disambut prajurit-Prajurit Korps Marinir di sepanjang jalan menuju ke Gedung Balai Prajurit (Bapra).
Posting Komentar