Panglima TNI Jenderal TNI Hadi Tjahjanto menegaskan Latihan
Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI 2018 merupakan
latihan kali pertama yang melibatkan 3 matra TNI. Ketiga matra yang
terlibat masing-masing, Satuan Tugas Darat (Satgasrat) dari Kostrad TNI
AD, Satuan Tugas Laut (Satgasla) dari Marinir TNI AL, dan Satuan Tugas
Udara (Satgasud) dari Paskhas TNI AU.
“Latihan PPRC TNI 2018, adalah latihan pertama yang dilakukan oleh
TNI secara utuh,” kata Hadi Tjahjanto dalam keterangan persnya di
Bandara Mozes Kilangin Timika, Sabtu (12/5/2018) kemarin.
Kebaruan lain dalam pelaksanaan Latihan PPRC TNI 2018, yakni kegiatan
latihan yang digelar di 3 lokasi berbeda. Ketiga lokasi tersebut, kata
Hadi, diandaikan sebagai 3 trouble spot yang harus diatasi TNI. “Ketiga trouble spot yang diasumsikan yakni Pulau Selaru di Maluku Tenggara Barat, Morotai di Maluku Utara, dan Timika di Papua,” kata Hadi.
Menurut Hadi, yang diuji dalam latihan ini adalah interoperabilitas
hubungan komunikasi antara 3 lokasi tersebut dengan komando pengendali
(Kodal). Pengendalian 3 trouble spot tidak mudah, karena dipengaruhi
oleh situasi yang berbeda.
“Bagaimana situasi cuaca di tempat tersebut, termasuk juga medan.
Namun, model dari pelatihan ini tergantung dari model kepemimpinan
lapangan dan saya nilai semua kepemimpinan lapangan (pada latihan PPRC
2018) sudah sesuai dengan sasaran dan yang diinginkan,” kata Hadi.
Contoh spesifik, jelas Hadi, misalnya hubungan komunikasi antara
pasukan darat atau pengendali pertempuran. “Apakah mampu menuntun
(guide) pesawat penerjun yang jaraknya sekian ratus mil, dan
pengendalian ini apa bisa dimonitor oleh Kodal Pusat sehingga mereka
bisa mendengarkan dan berpikir sehingga bisa memberikan saran untuk
pelaksana di lapangan,” urai Hadi.
Tentunya, kata Hadi, dalam latihan PPRC ini ada kekurangan-kekurangan
yang ditemukan dalam lapangan namun itulah yang ingin
diketahui. “Kekurangan yang didapatkan dalam latihan ini, diharapkan
menjadi masukan untuk latihan berikutnya agar ke depan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan,” kata Hadi.
Hal lain yang baru dalam latihan PPRC 2018, yakni lokasi yang dipilih
menjadi tempat latihan yang belum pernah dipergunakan
sebelumnya. “Selaru, baru kita pergunakan. Baru pertama kali Marinir
mendaratkan amphibi di Selaru, bahkan selama NKRI ini ada. Karena itu,
tentu di wilayah yang baru ini pasti akan ditemukan berbagai masalah dan
ini akan menjadi masukan untuk TNI ke depan,” kata Hadi.
Hadi menegaskan pada latihan PPRC 2019 mendatang, TNI akan kembali mencari lokasi lain dalam wilayah NKRI dengan asumsi 3 trouble spot. “Hari
ini menjadi hari yang sangat baik karena kita bisa mendapatkan beberapa
pengalaman dan dapat kita evaluasi untuk kegiatan-kegiatan latihan
berikutnya,” ujar Hadi. (Ong)
Posting Komentar