Bogor,Nubic,.
Sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab di bidang pencarian
dan pertolongan atau search and rescue maka Badan Nasional Pencarian dan
Pertolongan atau yang sering dikenal dengan Basarnas selalu berupaya
meningkatkan kualitas pelayanan SAR. Upaya tersebut salah satunya adalah
perkembangan sistem deteksi dini terjadinya kecelakaan dan kondisi yang
membahayakan jiwa manusia yang mana deteksi dini yang cepat dan akurat
sangat diperlukan untuk mempercepat respon time operasi SAR sehingga
akan mampu meningkatkan keberhasilan operasi.
Demikian disampaikan
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Marsekal
Madya TNI M. Syaugi saat meresmikan beroperasinya Radar tercanggih
Meolut - IDMCC di Badan Diklat Basarnas Desa Cariu, Jonggol Kabupaten
Bogor, Jumat (4/5)..
Pengembangan sistem komunikasi deteksi dini
Basarnas bermula dari sistem LEO SAR (Low Earth Orbit SAR) yang memiliki
orbit polar bergerak dari kutub ke kutub dan mengitari bumi pada
ketinggian 800-1000 km. Pada 2017, Basarnas membangun sistem deteksi
dini terbaru dengan menggunakan orbit satelit MEOSAR (Medium Earth Orbit
SAR) berada pada ketinggian 24.000 km.
"Tahun lalu kita telah
membangun mulut atau Stasiun bumi, satelit SAR Indonesia merupakan
Stasiun bumi atau ground segment sistem medium earth orbit search and
rescue. Sistem deteksi dini ini merupakan penerus Sistem deteksi dini
Basarnas sebelumnya yaitu low earth orbit local user.
Terminal yang
tidak lama lagi akan segera habis masa operasinya karena tergantung dari
pada kemampuan satelit yang ada dari beberapa kali uji coba dan
penyelenggaraan operasi sar yang sebenarnya sistem ini telah terbukti
lebih cepat dan akurat dalam menentukan lokasi kecelakaan dan kondisi
yang membahayakan jiwa manusia melalui signal di Set message atau signal
bahaya yang dipancarkan oleh pesawat udara kapal atau perseorangan.
Jadi di mana pun di situ memancarkan sinyal akan ditangkap oleh
peralatan Stasiun bumi satelit SAR Indonesia ini sehingga kita bisa
lebih cepat untuk melaksanakan tugas-tugas operasi pencarian" tuturnya.
Disamping itu, sambungnya, pertolongan sistem baru ini juga memiliki
cakupan wilayah pendeteksian lebih luas serta hasil yang lebih cepat dan
akurat dibandingkan sistem yang sebelumnya. "Peralatan ini yang jelas
lebih canggih daripada apa yang kita miliki sebelumnya kita sebelumnya
memiliki yang sampai sekarang masih dioperasikan yaitu Leola atau new
star low orbit kemampuan mendeteksi bisa dua sampai tiga hari tetapi
dengan peralatan yang baru ini kita tidak sampai 5 menit kita sudah bisa
mengetahui posisi yang ada insiden" pungkas Syaugi.(AD)
Posting Komentar