Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia

Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh. Itulah Motto Media Kami
Home » , , , » Forkompimda Turun Tangan, Tawuran Antarkampung di Distrik Wouma Berakhir

Forkompimda Turun Tangan, Tawuran Antarkampung di Distrik Wouma Berakhir

Written By Nusantara Bicara on 8 Jun 2018 | Juni 08, 2018

Penjabat Bupati Kabupaten Jayawijaya Doren Wakerkwa didampingi jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Jayawijaya turun langsung menyelesaikan tawuran antarkampung di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (7/6/2018).
Danyon 756 WMS berbincang dengan warga Kampung Welesi. (haipapua.com)

Tiba di lokasi tawuran di Kampung Logonoba, Distrik Wouma, Penjabat Bupati didampingi Kapolres Jayawijaya, Dandim 1702 Jayawijaya, Ketua DPRD Jayawijaya, bersama Danyon 756 WMS, langsung masuk ke tengah lokasi tawuran. Didampingi tokoh masyarakat setempat bersama Kepala Distrik Wouma, selanjutnya Doren Wakerkwa memimpin mediasi terbuka disaksikan oleh ratusan massa dari dari kedua kampung bertikai yang membawa senjata tajam tradisional seperti panah dan tombak.

Mediasi berlangsung alot karena kedua belah pihak bertahan dengan pendapat masing-masing. Selain itu, warga Kampung Welesi meminta pertanggungjawaban pembayaran denda adat dengan tewasnya salah seorang warga mereka Pelasiken Hiluka. Setelah tawar menawar cukup lama, akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk berdamai. Ditemui usai memimpin mediasi, Doren Wakerkwa mengaku puas bisa segera mendamaikan tawuran antarkampung atau yang lebih dikenal sebagai perang suku.

Menurutnya, tawuran seperti ini kerap berlangsung hingga berbulan-bulan namun bisa segera didamaikan. “Pertikaian ini mulai sejak Selasa (5/6/2018) lalu, dan hari ketiga ketika kami turun, pertikaian ini langsung selesai,” kata Doren Wakerkwa usai memimpin mediasi.

Doren Wakerkwa mengungkapkan alotnya proses mediasi ketika tawar menawar denda adat dengan keluarga korban yang meninggal dunia. “Mereka, keluarga korban meninggal menuntut keluarga pelaku membayar denda sebanyak 30 ekor babi dan menuntut Pemerintah untuk membayar sebesar Rp3 miliar,” ujar Doren Wakerkwa.

Dia menjelaskan kedua belah pihak sudah sepakat untuk menghentikan tawuran dan selanjutnya menunggu proses perdamaian. “Mereka sudah mengevakuasi semua korban ke rumah sakit dan keluarga korban sudah membakar jenasah. Ini tanda bahwa perang suku sudah selesai,” ucap Doren Wakerkwa.
Penjabat Bupati Jayawijaya Doren Wakerkwa mengaku puas berhasil mendamaikan dua kelompok bertikai. (haipapua.com)
Korban Meninggal Bukan karena Tembakan Aparat
Pada kesempatan itu, Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba menegaskan bahwa korban meninggal dalam tawuran kemarin bukan akibat terkena tembakan dari aparat TNI-Polri. Hasil visum yang dilakukan oleh dokter RSUD Jayawijaya, kata Yan Pieter, bahwa korban meninggal karena terkena panah dan lemparan batu.

“Saya meminta kepada Kepala Distrik Walesi dan Distrik Wouma, beserta seluruh tokoh masyarakat di sini untuk bersama-sama mengawal proses penyelesaian pertikaian antarkampung ini,” kata Yan Pieter.

Hal senada disampaikan Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Lukas Sadipun yang meminta warga menghentikan kebiasaan lama mereka untuk menyelesaikan masalah dengan ‘perang’. “Sekarang kita berada di wilayah Kabupaten Jayawijaya, jadi seluruh masyarakat harus mengikuti adat istiadat yang ada di Wamena. Jadi jangan membawa tradisi dari daerah asal, karena warga di sini sudah menghentikan kebiasaan ‘perang’ itu,” ujar Lukas.

Lukas juga mengungkapkan rencana aparat TNI-Polri di Kabupaten Jayawijaya untuk meningkatkan patroli gabungan guna meminimalisir tindak kriminal. “Patroli gabungan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat Jayawijaya,” kata Lukas menegaskan.

Seperti diberitakan sebelumnya, bentrokan antarkampung ini dipicu penghadangan dan perampasan sepeda motor milik kepala suku Kampung Welesi Sadik Asso oleh sekelompok orang yang diduga dalam kondisi mabuk di Kampung Logonoba, Distrik Wouma pada Selasa (5/6/2018) lalu.
Dua kelompok bertikai dengan senjata tajam tradisional panah dan tombak di Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya. (haipapua.com)

Tidak terima dengan kejadian itu, pada Rabu (6/6/2018), ratusan massa Kampung Welesi, Distrik Welesi lalu mendatangi lokasi kejadian di Kampung Logonoba, Distrik Wouma. Karena tidak ada penyelesaian, ratusan massa ini kemudian melakukan aksi pengrusakan dengan membakar balai desa, honai dan merusakan Puskesmas Pembantu di Kampung Logonoba.

Aksi itu memancing kemarahan warga Kampung Logonoba dan Kampung Wouma dan balik menyerang massa dari Kampung Welesi. Dalam tawuran menggunakan senjata tajam tradisional yang terjadi Rabu sore kemarin, mengakibatkan 3 warga Kampung Wouma dan 2 warga Kampung Welesi terluka. Seorang warga Kampung Welesi yang terluka akhirnya meninggal dunia.

Dalam bentrokan kemarin juga mengakibatkan dua aparat keamanan terkena panah. Iptu Yusri Faisal, anggota Satgas Brimob Jayawijaya terkena panah di dada kiri, sementara anggota Kodim 1702 Serka Stevanus Tisel terkena panah di paha kanan. Keduanya saat ini tengah menjalani perawatan di RSUD Jayawijaya.
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara