Yerusalem – Tentara Israel kembali membunuh warga
sipil di Jalur Gaza setelah lebih dari 119 orang dibunuh menggunakan
senjata api sejak dimulainya protes di perbatasan akhir Maret 2018 lalu.
Kali ini, peluru tajam tentara Israel menembus tubuh bagian perut seorang perawat Palestina yang masih berusia 21 tahun, Razan Al-Najjar.
Tentara wanita Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Meet Rebecca (kiri) disebut sosok yang menembak mati Tim Medis Palestina, Razan Ashraf Al-Najjar (kanan). (Foto: Instagram) |
Razan tewas setelah tentara Israel
memberondong dengan tembakan brutal di dekat pagar batas pada Jumat
(1/5) lalu. Namun, militer Israel membela diri dengan menyebut bahwa
pasukan sudah bekerja sesuai dengan prosedur operasi di Jalur Gaza.
Militer
Israel juga malah menuduh para militan Palestina telah menyerang
pasukan dengan tembakan dan granat sehingga penembakan Razan dianggap
sebagai tindakan yang dibenarkan.
“Kasus di mana seorang warga sipil diduga telah terbunuh oleh tembakan IDF (Pasukan Pertahanan Israel)
telah diselidiki oleh otoritas berwenang dan diperiksa oleh staf umum.
Ini dilakukan berkenaan dengan tuduhan saat ini (tebunuhnya Razan),”
kata IDF dalam sebuah pernyataan dikutip The Jerusalem Post, Minggu (3/6).
Tewasnya
Razan adalah peristiwa nahas yang kesekian kalinya menimpa warga sipil
Palestina. Razan bahkan tercatat sebagai wanita sipil kedua yang tewas
akibat tembakan tentara Israel di Jalur Gaza.
Sejumlah
media menyebutkan bahwa pembunuh Razan ialah seorang tentara wanita
Israel bernama Meet Rebecca berusia 18 tahun kelahiran Amerika Serikat.
Rebecca merupakan anggota pasukan terlatih dalam tim intelijen sipil
militer Israel. Rebecca lah yang disebut-sebut sebagai sosok tentara
wanita Israel yang membunuh Razan dengan peluru tajamnya.
“Kami terus bekerja untuk mengambil pelajaran operasional guna mengurangi jumlah korban,” kata IDF.
IDF berbalik menyalahkan Hamas yang mengorganisir warga sipil Palestina mendekat ke pagar perbatasan. Israel
menuduh Hamas menjadikan warga sipil sebagai temeng manusia dalam
setiap aksi kekerasan yang kemudian disambut tentara Israel dengan
tembakan.
Sementara itu, Razan sendiri merupakan petugas medis
yang menangani keadaan darurat media selama protes yang digelar Hamas
dan militan Palestina lainnya di Jalur Gaza.
Kementerian
kesehatan Gaza menyatakan bahwa wanita muda bernama lengkap Razan
Ashraf Al-Najjar berasal dari kota Khuzaa dengan Khas Yunis, ditembak di
bagian perut saat memberikan pertolongan pertama kepada para demonstran
yang terluka di dekat pagar.
Kepala Komisaris Tinggi PBB
untuk HAM James Heenan mengatakan bahwa berdasarkan laporan Razan jelas
merupakan seorang petugas medis dan perawat kesehatan untuk menolong
para demonstran yang terluka.
“Laporan menunjukkan bahwa dia
ditembak di area sekitar 100 meter dari pagar. Di bawah hukum hak asasi
manusia internasional, yang berlaku dalam konteks ini bersama dengan
hukum humaniter internasional, kekuatan mematikan hanya dapat digunakan
sebagai upaya terakhir dan ketika ada ancaman kematian atau cedera
serius. Razan bukanlah ancaman bagi pasukan bersenjata Israel,” katanya.
Laporan
lain dari kantor berita resmi Palestina, Wafa, Razan ditembak oleh
seorang penembak jitu dalam jarak 100 meter. Artinya, Razan memang
sengaja ditembak oleh pasukan Israel karena saat di lapangan wanita itu
mengenakan mantel putih yang diketahui kostum tim medis.
Sejauh
ini juru bicara Departemen Gaza Ashraf Al-Qidra menyatakan sudah lebih
dari 100 demonstran yang terluka dalam aksi protes pada Jumat lalu.
Kemudian Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sudah ada 119 warga Palestina
tewas akibat tembakan IDF dan lebih dari 13.000 orang terluka selama
protes berlangsung yang dimulai pada 30 Maret lalu. Dan Razan adalah
wanita kedua yang tewas di tangan tentara Israel
Posting Komentar