Nubic,.Jakarta - Bertempat di Aula Gajah Mada Mapusterad Jln. Setu Cipayung Jakarta Timur, Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat, Mayjen TNI Hartomo beserta segenap keluarga besar Pusterad menggelar acara Komunikasi Sosial dengan Komponen Bangsa, dengan menghadirkan berbagai kalangan diantaranya Dirjen Politik & Pemerintahan Umum Kemendagri, PPAD, PEPABRI, MUI, NU, PP, Muhammadiyah, KNPI, FKPPI, PPM, Tokoh Agama, FBR, Tokoh Masyarakat Betawi, Para Mahasiswa, Pelajar, dan Santri, Rabu (28 September 2018).
Hadir juga Narasumber Prof. Bambang Shargy yang sehari-hari sebagai Ketua Program Study Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP UI dan aktif melakukan penelitian dibidang masalah pembangunan perbatasan dan kepemudaan. Selain itu juga ada Narasumber Dra. Sri Yanuarti yang sehari-harinya sebagai Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI.
Danpusterad dalam mengawali sambutan tertulis yang dibacakan Wadan Pusterad Brigjen TNI Joko Warsito mengatakan, Sesuai Amanat UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI Pasal 7 ayat (1), tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
"Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, TNI senantiasa melaksanakan komunikasi sosial dengan seluruh komponen bangsa agar terciptanya hubungan yang harmonis untuk memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa guna menjaga keutuhan NKRI peran komunikasi sosial dalam hubungan antara TNI AD dengan rakyat sudah berjalan dari semenjak berdirinya NKRI," papar Danpusterad.
Lebih lanjut Danpusterad mengatakan, kegiatan komunikasi sosial ini merupakan salah satu sarana yang efektif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna memelihara dan mempererat hubungan serta meningkatkan kebersamaan antara TNI dengan segenap komponen bangsa melalui komunikasi yang dialogis untuk dapat saling memberikan masukan dan informasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini, sehingga diperoleh kesamaan pandangan dalam memahami setiap permasalahan yang terjadi untuk mencari solusi terkait dengan kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang harus kita jaga.
Danpusterad menambahkan, Kita pahami bersama bahwa tuntutan dan tantangan tugas kedepan tidaklah semakin ringan, dinamika perkembangan lingkungan strategis yang sedemikian cepat terkait dengan adanya isu-isu global sehingga menghadirkan berbagai bentuk ancaman baik langsung maupun tidak langsung yang sulit untuk diprediksi bagi bangsa kita. Maka, dinamika perubahan tersebut menuntut TNI untuk mentransformasi diri menjadi suatu organisasi yang profesional dengan sumber daya manusia yang tidak diragukan lagi, juga dilakukan peningkatan kemampuan individu, sehingga mampu menghadapi berbagai ancaman nyata tersebut.
Saat ini seluruh komponen bangsa dituntut cerdas untuk menghadapi kondisi yang sulit diprediksi dan cepat berubah. "Ada upaya adu domba dalam bentuk sara, provokasi, narkoba, kriminal, tka, bencana alam, penyalahgunaan media sosial, berita hoax, serangan cyber dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern. Hal ini menghadirkan kecenderungan perspektif terhadap ancaman baik ancaman militer maupun ancaman non militer, mengakibatkan instabilitas keamanan yang kemudian dapat menjadi konflik sosial politik nasional. Keanekaragaman adat istiadat, budaya maupun agama yang ada di Indonesia sering menimbulkan premordialisme yang cenderung melunturkan jiwa kebersamaan dan persatuan. Disinilah perlunya mengingatkan kita kembali pada jati diri bangsa, wawasan kebangsaan, bela negara serta anti radikalisme, sehingga terlahir kesadaran diri dalam diri kita sendiri akan pentingnya rasa cinta tanah air," imbuhnya.
Lebih jauh Danpusterad memberikan pandangan, pada tahun 2019 masih akan menghadapi Pilleg, Pemilihan DPD RI dan Pilpres.
"Kita berharap kepada tokoh-tokoh nasional baik tokoh politik, budayawan maupun tokoh agama dan masyarakat untuk dapat menciptakan suasana yang sejuk dan kondusif, sehingga tidak menimbulkan kontrofersi/kegaduhan yang mengakibatkan masyarakat menjadi terbelah dan rentan terjadi konflik di masyarakat," ujarnya.
Danpusterad sekaligus menyampaikan harapan kepada narasumber, kiranya dapat memberikan informasi dan formulasi mengurai permasalahan yang kita hadapi saat ini.
Demikain pula saran pendapat / masukan dari forum ini, dalam pelaksanaan diskusi nanti untuk dapatnya memberikan solusi untuk menghadapi kondisi yang ada.
Sementara itu disela-sela acara, Kabag Komsos Sdirbinter Pusterad Letkol Inf Suparno, S.H, M.Si selaku panitia penyelenggara mengatakan bahwa, ini merupakan kegiatan Semesteran Program Kerja Pusterad yang dibidangi oleh Dirbinter Pusterad dengantujuan memberikan informasi dan mencari solusi permasalahan-permasalahan kekinian, oleh karena itu menurut Letkol Suparno, setiap kegiatan Komsos selalu menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan terutama ahli dari akademisi dan lain-lain.
Diakhir pertemuan, diadakan sesi tanya jawab yang dipandu moderator DR. Risalwan Habdy Lubis, S. Sos antara lain menyampaikan saran pendapat dari Mayjen TNI Purn Prijanto bahwa perlu diadakannya meninjau ulang kembali tentang amandemen UUD 1945 untuk dikembalikan sebagaimana aslinya.
Begitu juga Mayjen TNI Purn Wisnu Bawa Tenaya menyampaikan, untuk mengawali makna Panca Sila dari lingkup terkecil yaitu keluarga, RT, RW, Kecamatan sampai kepada pimpinan tertinggi. (Red).
Posting Komentar