Sebagai
tuan rumah, Indonesia dinilai sukses menyelenggarakan Annual Meeting
IMF-WB 2018. Kesuksesan Indonesia ini meningkatkan ekpektasi
internasional terhadap kemampuan negara tuan rumah dalam
menyelenggarakan _event_ sejenis.
“Standar
penyelenggaraan pertemuan seperti IMF-WB itu pasti harus ditingkatkan
karena apa yang sudah diberikan Indonesia di sini ini betul-betul
berkelas,” ujar Menko Luhut dalam keterangannya kepada media di Bali Art
Sabtu (13/10).
“Untuk 2
tahun yang akan datang Maroko akan menjadi tuan rumah dan mereka
mendapatkan _pressure_ karena standar Indonesia menjadi sangat-sangat
tinggi untuk menjadi tuan rumah. Mereka sangat khawatir. Bahkan Saudi
yang akan menjadi _host_ untuk G20 mereka melakukan observasi dan merasa
kagum,” ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani di lokasi yang sama,
setelah mendengar ungkapan dari para pejabat negara tersebut.
Menjelang
penutupan _event_ ini pada esok hari, pujian dari berbagai pihak terus
mengalir. Tidak ada satu peserta pun yang tidak memuji keberhasilan
Indonesia sebagai tuan rumah.
“
_Well done_, semua bagus sekali di luar ekspektasi kami! Kami tidak
membayangkan begitu semua rapinya, tidak ada terlambat, acara semua
tepat waktu. Selamat!” ungkap Luhut menceritakan kembali pujian dari
Managing Director IMF Christine Lagarde saat duduk bersebelahan di acara
Host Country Reception kemarin malam.
Pujian serupa juga datang dari pihak investor yang juga menjadi peserta AM IMF-WB.
“Sampai
tadi saya masih ketemu _chairman_-nya Standard Charterded Bank dan City
Bank. Mereka memberikan apresiasi luar biasa. Dan mereka bilang belum
pernah kami mengikuti suatu konferensi sebesar ini yang beribu-ribu kali
lebih bagus daripada yang pernah kami ikuti. Indonesia sekarang sudah
masuk di kelas dunia,” lanjutnya menceritakan salah satu apresiasi yang
diterimanya hari ini.
“Karena
mereka mengalami seperti pertemuan di Lima itu bagaimana _semrawutnya_,
jauh sama sekali tidak bisa dibandingkan,” beber Menko Luhut mengenai
Indonesia yang dinilai lebih baik dalam hal memberikan jaminan keamanan,
ketepatan waktu setiap sesi acara, serta ketertiban dan kenyamanan lalu
lintas.
Kesuksesan ini
berdampak lebih jauh terhadap kepercayaan internasional untuk menanamkan
modalnya di Indonesia. Sesuatu yang sangat dibutuhkan negara di tengah
ketidakpastian kondisi ekonomi global sampai beberapa tahun ke depan.
“Ya
kami akan kerja. Kalau melihat kerja kalian seperti ini,” ujar Menko
Luhut menceritakan ungkapan kepercayaan yang diberikan kedua bank kelas
dunia tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.
*Manfaat Pertemuan*
Pertemuan
AM IMF-WB 2018 di Bali diklaim menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang begitu besar.
“Kami
catat di sini tepatnya 36.619 orang yang hadir,” _update_ Menko Luhut
mengenai angka faktual peserta yang hampir 2 kali lipat di atas asumsi
pemerintah sebelumnya yakni 19.000 orang.
“Pastilah
dampaknya lebih dari 6,54%,” prediksi Menko Luhut mengenai angka
pertumbuhan ekonomi Bali yang akan berada di atas nasional.
Salah
satu penyumbang ekonomi datang dari sektor pariwisata. Sebagian peserta
disinyalir melanjutkan kunjungannya di Bali untuk melancong.
“Turis
asing hampir 3.000 orang yang pergi ke berbagai tempat, ada yang ke
Bali, Lombok, Mandalika, Gili Trawangan, ada juga yang pergi ke Labuan
Bajo, Komodo, malah ke kampung saya juga ada ke Toba sana,” terang Menko
Luhut
“Saya monitor
sekarang ini sebagian delegasi ini ada di Bangli di desa kuno di
Penglipuran, ada ke Ubud, ada ke Kintamani, ada ke Tanah Lot. Jadi ke
mana-mana. Jadi selain menikmati suasana pertemuan juga menikmati
destinasi wisata. Ini buat kami adalah promosi gratis buat Bali,” tambah
Gubernur Bali I Wayan Koster yang juga menjelaskan bahwa Bali juga
menikmati promosi gratis kepada para peserta yang berasal dari 189
negara.
“Kami
betul-betul berterimakasih kepada Bapak Menko Maritim, pemeritah pusat
yang telah memberikan kepercayaan sebagai tempat jalannya acara ini,”
tutup Gubernur Bali.
Posting Komentar