www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Kewaspadaan Nasional Ditengah Ancaman Global Proxy War

Kewaspadaan Nasional Ditengah Ancaman Global Proxy War

Written By Nusantara Bicara on 18 Nov 2018 | November 18, 2018

Kondisi realistis strategis Indonesia sebagai negara archipelago terbesar di dunia yang heterogen rakyatnya dalam suku, adat istiadat dan agama maupun kepercayaannya serta ribuan karakteristik khusus lainnya merupakan anugrah eksklusif yang istimewa dari Tuhan Yang Maha Kuasa untuk bumi pertiwi kita Indonesia yang tidak dimiliki negara lainnya. 

Keunggulan geografis dan demografis ini wajar bila dikemudian hari potensial menimbulkan perselisihan yang dapat mengarah kepada konflik antar kepentingan, bahkan antar negara.

Urgensinya apa ?

Selain "manis" dan indahnya bumi pertiwi Indonesia, kita juga tidak boleh pernah lupa pada "pahit" nya penderitaan ibu pertiwi akibat penjajahan Belanda  hingga mencapai ratusan tahun  dengan strategi politik "adu domba" nya saat itu yang berhasil memecah belah sesama anak bangsa.

Kenapa bisa ?
 
Menurut sebagian pengamat sosial, hal ini dapat terjadi karena lemahnya  pendidikan rakyat. Karena sedikitnya rakyat yang terdidik/mengikuti pendidikan saat itu. Sehingga mereka mudah dihasut, dipolitisir bahkan dimanipulasi untuk kepentingan penjajah.

Bagaimana dengan saat ini ?
 
Apakah sudah menjadi jaminan rakyat tidak akan "tertipu" lagi seperti dulu, karena saat ini semuanya sudah "melek" pendidikan ?!

Belum tentu !, Tergantung pada kewaspadaan rakyat nya. Tepatnya,  bagaimana realitas kondisi kewaspadaannya secara nasional. Bukan hanya kewaspadaan sebagian orang saja !

Apakah kita menyadari proxy war (sebagai salah satu bentuk perang modern saat ini) dapat memilih salah satu bentuknya dengan wujud politik "adu domba" seperti era penjajahan dulu ?. Proxy war disebahagian negara sudah terbukti ampuh dalam menghancurkan  suatu negara karena kehadiran dan bentuk nya yang tidak disadari. Senyap dan menghanyutkan. Membuai dengan segala iming-iming palsunya.

Kalau dalam kondisi rakyat yang waspada pasti proxy war dengan wujud politik "adu domba" ini tidak mungkin akan bisa terulang kembali.

Lalu, bagaimana bila proxy war itu ber "kamuflase" dengan wujud nya yang baru ? Sehingga rakyat menjadi lengah yang berakibat tidak waspada lagi ?

Dinamika kondisi global dunia yang berkembang  saat ini adalah bahwa isu abadi seperti primordialisme, demokratisasi hingga hak azasi manusia bahkan hingga isu agama potensial dieksploitasi dalam berbagai wujudnya yang baru. Radikalisme, primordialisme dan fanatisme sempit lainnya, bila tidak dikendalikan dapat berkembang menjadi "bom waktu" yang dikemudian hari dapat mengancam eksistensi NKRI.
 
Bila sudah meledak, tinggal puing-puing nya yang berserakan. Sudah tidak berguna lagi. Seperti yang sudah terjadi di belahan bumi lainnya.

Harus kita sadari dan pahami bersama bahwa diskusi tentang bentuk dan dasar negara Indonesia sudah final disepakati oleh para " the founding fathers" kita, pendiri negara kita bahwa  Indonesia adalah negara hukum (bukan negara agama) sesuai UUD 1945, yang berideologi Pancasila yang rakyatnya majemuk dan diikat menjadi satu dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam satu negara milik kita bersama yaitu NKRI sebagai harga mati.

Mengutip syair  sebuah lagu pujian kepada Tuhan atas anugrah-Nya kepada Indonesia sbb : Betapa kita tidak bersyukur, bertanah air kaya dan makmur, Laut nya luas,  gunungnya megah, menghijau padang, bukit dan lembah.....dst

Apa hubungannya ?
 
Bagi sebagian orang, warning terhadap bahaya proxy war yang menggunakan isu primordialisme sudah dapat dipahami secara jelas. Namun masih lebih banyak yang meremehkannya.

Disinilah urgensi perlunya komunikasi sosial antar masyarakat ditingkatkan sehingga anugrah kemajemukan bangsa tidak dikembangkan dan dipolitisir menjadi negatif seperti menjadi pandangan yang bersifat "sinis" terhadap kelompok masyarkat lainnya yang berbeda asal usul maupun "warna" nya.
 
Disinilah urgensi nya. Kewaspadaan nasional salah satunya dapat ditingkatkan melalui  komunikasi sosial yang aktif dan kontinyue oleh seluruh elemen bangsa. Dengan demikian maka kemajemukan bangsa tidak akan dapat dipolitisir/dimanfaatkan menjadi "amunisi" bagi proxy war yang dapat mengancam NKRI.

Tetap tegak dan utuhnya NKRI merupakan tanggung jawab kita bersama, semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Bukan tanggungjawab negara lain bung !.

OLEH : Esra K. Sembiring, S.IP, M.AP, M.Tr ( Han), Alumnus Ilmu Pemerintahan UGM, STIA LAN dan UNHAN

 Dodik
Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara