NUBIC, JAKARTA - Perlahan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandi merangkak mengejar Joko Widodo-Maruf Amin dengan selisih 8 persen. Hai ini tercermin dari hasil Survei nasional lembaga Survey & Polling lndonesia (SPN).
Pasangan nomor urut 01 (Jokowi-Maruf Amin) memang masih unggul dengan tingkat keterpilihan 49% dibandingkan dengan pasangan nomer urut 02 (Prabowo-Sandi) sebesar 41%, dan sisanya10% beium meniawab.
Namun begitu, dalam periode masa kampanye bulan November 2018 Januari 2019, petahana seperti kehilangan momentum yang membuat kompetitornya bisa menipiskan ketertinggalannya.
Dari survei SPN, momentum terpenting semakin mengecilnya jarak elektabiiitas kedua pasangan calon
ini adalah adanya persepsi publik. soal ekonomi yang belum membaik dan meningkatnya harga kebutuhan pokok.
Dengan pertanyaan tertutup, saat responden ditanya tiga hal yang paling mengkhawatirkan mereka terkait kondisi umum akhir-akhir ini, maka persoalan lapangan kerja dan pengangguran menempati urutan teratas (68%). disusul naiknya harga-harga kebutuhan pokok (64%), serta korupsi'(52%).
Sementara untuk dua hal yang paling mengkhawatirkan terkait masalah ekonomi, 73% menjawab naiknya harga-harga kebutuhan pokok, diikuti oleh masaiah lapangan kerja dan pengangguran sebanyak 44 %. Ada 59% responden yang mengatakan bahwa harga makanan dan kebutuhan pokok lainnya meningkat. sedangkan 37% menjawab sama saja (tidak berubah), dan hanya 4% yang menjawab harga turun.
Kondisi keuangan masyarakat dalam dua tahun belakangan ini bisa dibilang juga tidak membaik. Salah satu contohnya adaiah soal uang tambahan yang bisa ditabung. Yang menjawab lebih sedikit ada 44%. sama saja (41%). lebih banyak 13%, dan yang menjawab tidak tahu 2%. ini artinya, kebijakan dalam bidang ekonomi pemerintahan Jokowi belum meningkatkan kondisi'ekonomi Individu. Hanya 18% yang menyebutkan bahwa mereka mempunyai lebih banyak uang untuk kebutuhan seharihari. Sebagian besar menyebutkan bahwa mereka punya lebih sedikit uang atau sama saja dibandingkan dua tahun lalu.
survei SPIN menunjukkan bahwa akses terhadap peluang ekonomi dan pemberdayaan masih rendah bagi rakyat Indonesia. Masyarakat masih belum merasakan kehadiran pemberdayaan. Walaupun 45% merasa cukup didukung. namun hanya 30% sedikit didukung. 12% merasa sama sekali tidak didukung, dan yang menjawab tidak tahu (2%).
Pembangunan infrastruktur penting, tetapi pemberdayaan masyarakat temyata jauh lebih kuat diharapkan. Demikian juga halnya dengan harapan publik dalan masalah perbaikan ekonomi rakyat sehari-hari yang seharusnya menjadi prioritas pemerintah ketimbang pembangunan infrastruktur.
Ada pandangan bahwa saat ini, Indonesia terlalu tergantung pada hutang dan investasi asing, dari pada sebaiiknya. Hal ini menimbuikan konsekuensi dan persepsi bahwa orang Indonesia memiliki peluang ekonomi lebih kecil daripada orang asing.
Salah fokus Jokowi dalam memilih prioritas pembangunan, menciptakan peluang dan momentum Prabowo$andi mendongkrak potensi elektoralnya. Isu ekonomi adalah fokus utama Prabowo-Sandi dalam visi-misi, program dan kampanye menimbulkan banyak kesan positif serta meningkatkan likeabiliity mereka di mata publik. Ada identifikasi yang sama antara harapan masyarakat dengan apa disuarakan pasangan Prabowo-Sandi, yaitu persoalan ekonomi yang saat ini memang dirasakan oleh masyarakat. seperti sulitnya lapangan pekerjaan, tingginya harga kebutuhan pokok. korupsi dan isu tenaga ken'a asing. Diprediksi persaingan head to head antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandi benangsung ketat menjelang hari H pemungutan suara. Saat ini kesempatan ada pada Prabowo-Sandi.
Survey SPIN dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2018 08 Januari 2019 melibatkan 1213
responden dan menggunakan metode Multistage random sampling, Margin of error sebesar 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (*)
Posting Komentar