Jakarta, nusantarabicara.co - Asia Tenggara bisa menjadi agenda sasaran kelompok-kelompok radikal dan terorisme internasional karena kawasan tersebut menjanjikan secara ekonomi dan majemuk dalam budaya. Dinamika ancaman keamanan yang serius di kawasan Asia Tenggara tersebut hanya dapat dihadapi dengan strategi dan rencana aksi bersama antar negara ASEAN.
Hal tersebut dikatakan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal TNI Tatang Sulaiman mewakili Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa saat bertindak sebagai _Keynote Speaker_ pada forum _ASEAN Armies Information Sharing Workshop (AAISW)_ ke-2 di Trans Luxury Hotel Bandung, Jawa Barat, Senin (24/6/2019)
Lebih lanjut di hadapan para pejabat Asisten Pengamanan (Aspam) Angkatan Darat se-ASEAN yang hadir dalam acara AAISW, Wakasad mengatakan, bahwa forum _ASEAN Armies Information Sharing Workshop_ sangat penting untuk menguatkan visi dan komitmen dalam mewujudkan langkah-langkah nyata, melalui protokol strategi dan kerja sama multilateral, khususnya yang terkait _information sharing_ dan anti-terorisme.
“Masa depan kita sebagai bangsa akan bergantung pada bagaimana kita berkolaborasi menghadapi ancaman dan tantangan tersebut. TNI AD, siap berkolaborasi untuk membangun platform sistem pertukaran informasi dan intelijen bersama serta berbagi pengalaman, pengetahuan, dan strategi penangkalan radikalisme dan terorisme bersama saudara-saudara kami se-ASEAN,” ujar Wakasad.
Sementara itu dalam sambutan pembukaan pada forum AAISW Asisten Pengamanan (Aspam) Kasad Mayjen TNI M. Nur Rahmad berharap melalui forum AAISW kita dapat saling bertukar pandangan, ide dan pikiran serta gagasan khususnya dalam bidang intelijen dan pengamanan.
“Saya percaya berbagai diskusi interaktif kita dalam forum ini akan memberikan manfaat positif bagi peningkatan dan pengembangan kerja sama intelijen dan pengamanan Angkatan Darat negara-negara ASEAN," ungkapnya.
Usai kata sambutan pembuka dari Aspam Kasad dilanjutkan dengan _Keynote Speaker_ Wakasad, pada sesi istirahat Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman beserta seluruh peserta AAISW berkesempatan meninjau stand pameran senjata ringan dan teknologi _Cyber Security_ PT. Pindad persero di sekitar tempat acara. Pada sesi ceramah dan tanya jawab terkait terorisme dan radikalisme disampaikan oleh Staf Ahli Menko Polhukam Dr. Sri Yunanto, M.SI. dan Deputi 1 Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis.
Motto AAISW yaitu _‘Together We Can’ _
sejalan dengan tonggak sejarah dan catatan penting tentang komitmen bersama dalam menghadapi ancaman keamanan di kawasan Asia Tenggara yang sebelumnya telah digagas oleh menteri pertahanan dari 6 (enam) negara ASEAN pada tahun 2018 yang lalu termasuk di dalamnya Menhan RI, melalui kesepakatan _Our Eyes Intelligence Initiative_.
Tema yang diangkat dalam forum AAISW ke-2 tahun 2019 yaitu “Kolaborasi Menangkal Perkembangan Radikalisme dan Terorisme di Kawasan Asia Tenggara”. Kegiatan dilaksanakan selama 2 (dua) hari yakni tanggal 24 dan 25 Juni 2019, diikuti oleh seluruh perwakilan pejabat Angkatan Darat negara-negara ASEAN yang membidangi masalah intelijen dan pengamanan, antara lain dari Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam. Bertindak sebagai tuan rumah pada pelaksanaan AAISW ke-3 tahun berikutnya yaitu Angkatan Darat Brunei Darussalam (Dispenad).
Posting Komentar