.

Jember, Nusantara Bicara - Dari luar kelihatan bagus, tetapi jika dilihat dari dalam apalagi menengok keatas melihat atap sekolah sangat memprihatinkan. Atap gedung banyak lubang besar karena genteng mulai berjatuhan di plafon akibat kayu rangka atap yang sudah rapuh termakan usia. Itulah kondisi saat ini SDN Ledokombo 01.

  Siti Fatimah selaku Kepala sekolah menjelaskan bahwa kedatangan salah satu awak media pada hari Minggu (16/8/2022) dan mengunggah video dikarenakan memang kondisi sekolah memang seperti ini, jadi kemarin itu memang saya dengan satu guru melayani pada saat awak media merekam video tersebut.

  Pada waktu itu sudah mengajukan proposal pada awal tahun kemarin dengan SDN Sumberanget 02, setelah itu ada konsultan datang ke sekolah ini untuk mengukur bangunan bahkan saya sudah menandatangani ke Dinas Pendidikan Dan sampai bulan ini belum ada tindakan.

Karena sekolah kami sangat memprihatinkan dan ini sudah memasuki musim hujan apalagi bulan oktober biasanya mulai derasnya hujan.

  Awak media itu mengunggah video juga berita, ingin membantu untuk mendapatkan rehab baik DAK maupun dari APBD. Dulu awal tahun proposal sudah dibuat lalu dikirim dan Kepala sekolah sendiri yang mengantarkan ke Dinas terkait dan sudah diterima bahkan sudah didatangi oleh tim survei yang melihat dan mengukur bangunan sekolah ini.

  Penandatanganan pengajuan proposal dengan prosedur sudah dilalui yang mana tahun ini untuk permintaan rehab pembangunan sekolah. Proposal sudah diterima oleh Dinas terkait lalu pihak sekolah didatangi oleh Dinas sudah d survei dan sudah bangunan sudah diukur oleh tim yang didampingi oleh Dinas Pendidikan. Berarti Dinas merespon pengajuan kami, tapi sampai saat ini masih belum ada sama sekali yang datang untuk tindak lanjutnya.

  Harapan Siti Fatimah "ingin segera realisasi rehab baik itu dari DAK atau APBD, yang penting anak didik kami dalam kegiatan belajar mengajar bahkan guru semuanya selamat dan tidak ada halangan apapun. Karena posisi sekolah SDN Ledokombo 01 berada diatas, memang wilayahnya pegunungan jadi sekolah ini seperti diatas bukit dan bila ada angin pasti takut terjadi apa-apa", terang Siti Fatimah.

  "Sekolah ini pernah direhab terakhir tahun 2013, jika ada kerusakan kecil diatasi oleh dana BOS dan biasanya yang rusak kayu usuk atau kayu reng, panggil tukang dan tukang mau naik ke atap untuk memperbaiki. Tapi kalau rusaknya parah seperti ini bahkan tukangpun tidak berani naik dikarenakan rangka atap dan kayu lainnya yang berada di dalam sudah lapuk dan rapuh. Untuk lantai pun sudah ada yang amblas, keramik sudah mulai banyak yang rusak dan tidak tahu apa penyebabnya", imbuhnya.(Vans)