Jakarta, Nusantara Bicara - Pemerintah menetapkan metode multiple Analog Switch Off (ASO) sebagai langkah migrasi layanan dari TV analog ke TV digital di Tanah Air dan menjadikan kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) sebagai percontohan pertama.
"Sekarang (ASO) mau dilakukan di pusat ekonomi, termasuk di DKI Jakarta," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate dalam acara diskusi bertajuk "Dukung Era Baru TV Digital, Jabodetabek Siap ASO" di Jumat (19/8) , hotel Pullman.
Dalam skema multiple ASO, layanan TV analog akan dihentikan dengan pertimbangan kesiapan setiap wilayah berdasarkan laporan dari Pemerintah Daerah setempat.
Alasan Jabodetabek dipilih sebagai inisiasi untuk skema multiple ASO karena kawasan ini merupakan kawasan yang paling padat penduduknya dan dengan cara itu dapat dilihat apakah infrastruktur dan perangkat yang disiapkan sudah mampu atau belum untuk memberikan akses siaran TV digital kepada penduduk yang menetap di Jabodetabek.
Pada awalnya sempat diputuskan bahwa Indonesia akan melaksanakan ASO dalam pembagian tiga tahap, namun berkaca dari penerapan di negara lain dan kondisi di lapangan maka diputuskan multiple ASO dipilih.
Adapun multiple ASO sebelumnya sudah pernah diterapkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat hingga Jepang.
Skema itu juga akhirnya dinilai cocok dengan Indonesia mengingat masyarakat Indonesia berjumlah sangat banyak dan tersebar luas di negara Kepulauan.
"Kita harus melihat juga supaya masyarakat bisa tetap mendapatkan layanan dan siarannya tetap sampai ke mereka dengan baik sampai di batas waktu tertentu baru dilakukan full Analog Switch Off," ujar Johnny.
Kementerian Kominfo pun secara simbolik memberikan bantuan perangkat set top box (STB) kepada beberapa perwakilan masyarakat di Jabodetabek untuk menandai kawasan ini bersiap menyongsong ASO.
Adapun sekitar 400 ribu rumah tangga di Jabodetabek akan menerima bantuan STB yang dipenuhi baik dari penyelenggara multipleksing maupun dari Kementerian Kominfo.
Pasalnya, siaran TV digital memiliki teknologi canggih dengan gambar bagus dan suara lebih jernih.
Masyarakat bisa menambah perangkat set top box (STB) bila televisi yang dimiliki masih analog atau belum bisa menerima siaran TV digital secara langsung untuk bisa menonton siaran televisi digital.
Menurut Dr Ismail MT Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika semua manfaat tersebut gratis didapatkan karena sifat siaran TV digital yang Free to Air (FTA).
“Menonton siaran TV Digital itu tetap tidak berbayar. Sama dengan siaran TV Analog (yang gratis), tapi siaran TV Digital ini juga tidak berbayar namun jelas lebih berkualitas,” tuturnya.
Manfaat positif yang lebih luas juga ada, lanjut Dirjen SDPP dan I, ungkap yaitu pembukaan lapangan kerja baru di bidang industri pertelevisian.
Karena peralihan ke siaran TV Digital mendorong pertumbuhan industri kreatif di masyarakat.
Selain berpotensi menambah keragaman kepemilikan lembaga penyiaran, juga menyerap lebih dari 200.000 tenaga kerja kreatif, misalnya bidang pembuatan konten siaran misalnya (content creator) di TV digital.
“Jadi masyarakat bukan hanya menjadi penonton di era digital ini, dia bisa juga menjadi produsen konten. Itu sekurang-kurangnya manfaat yang bisa diterima oleh masyarakat,” imbuhnya.
Sedangkan dalam konteks teknologi, Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, mengungkapkan siaran televisi akan lebih interaktif, seperti akan ada peringatan dini bencana di siaran televisi.
Masyarakat juga akan mendapat manfaat dari lebih banyak banyak pilihan program siaran TV karena setiap frekuensi TV analog bisa memuat 6-12 siaran TV digital.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) hingga saat ini sudah ada 40 TV (lembaga penyiaran) yang sudah mendapatkan izin bersiaran.
"Mestinya dengan banyaknya pilihan akan mendapatkan program yang berkualitas.
Dengan banyaknya pilihan, maka stasiun televisi akan berlomba-lomba menciptakan program yang berkualitas agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Berdasarkan survei, sebagian besar masyarakat sudah terinformasikan ASO dan masyarakat bersedia pindah ke siaran TV digital, artinya masyarakat bersedia mengadakan secara mandiri perangkat TV atau STB.
Namun survei juga mengatakan masyarakat baru akan membeli TV digital kalau sudah ASO, sehingga mereka masih menunggu ASO diberlakukan di daerahnya masing-masing.
“Kita sekarang ini menghimbau masyarakat (mampu) untuk membeli STB atau TV digital untuk ASO supaya setelah siaran analog dimatikan, masyarakat siap beralih ke siaran TV digital,” katanya.
Pemerintah melalui Kominfo dijadwalkan akan memutuskan siaran televisi analog atau ASO tahap pertama pada 30 April 2022.
ASO di Jabodetabek akan benar-benar dilakukan apabila seluruh rumah tangga kurang mampu telah menerima bantuan STB sesuai dengan ketentuan yang disepakati Pemerintah dan para penyelenggara multipleksing.
Target akhirnya ASO bisa terlaksana secara penuh di Indonesia pada 2 November 2022.(Agus)
Posting Komentar