Jakarta, Nusantara Bicara - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo turut bangga dan bersyukur karena memasuki usia ke-63 tahun, Pemuda Pacasila telah mampu melewati dinamika sejarah dengan segenap kompleksitasnya. Hingga kini, Pemuda Pancasila tetap solid memegang teguh komitmen untuk mengabdikan diri menjadi penegak nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi, pandangan hidup, dan dasar negara.
Salah satu faktor ini jugalah yang membuat Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin berkenan menjadi bagian dari keluarga besar Pemuda Pancasila, dengan diangkat sebagai Anggota Kehormatan.
"Rasa bangga dan syukur tersebut, tidak boleh menjadikan keluarga besar Pemuda Pancasila lalai dan abai. Saat ini, setelah lewat tiga perempat abad usia kemerdekaan, dan ditengah modernitas zaman yang terus melaju, tantangan menjaga dan merawat Pancasila tidak menjadi semakin mudah, bahkan justru kian terasa berat. Mengingat kehidupan kebangsaan diperhadapkan pada berbagai paradigma, yang menjadi anti-thesis dari nilai-nilai luhur Pancasila," ujar Bamsoet usai mendampingin Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno usai peresmian kantor Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (1/10/22).
Turut hadir antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum DPP Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo serta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agung Laksono.
Sementara Pengurus MPN Pemuda Pancasila hadir antara lain Ketua Umum Japto Soerjosoemarno, Bendahara Umum Popo Parulian, Sekjen Arif Rahman, Wakil Ketua Umum Ahmad Ali dan Arsjad Rasjid, serta pengurus lainnya.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, satu hal yang menjadi catatan penting adalah, bahwa persoalan mendasar dalam internalisasi nilai-nilai Pancasila, khususnya bagi generasi muda bangsa, adalah 'miskinnya' keteladanan. Penitikberatan fokus perhatian pada generasi muda bangsa sangat penting, mengingat saat ini bangsa Indonesia telah menapakkan kaki pada fase bonus demografi, di mana komposisi penduduk didominasi oleh kelompok usia produktif yang mayoritasnya adalah generasi muda.
"Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2045 mencapai 319 juta jiwa, sekitar 70 persen atau sebanyak 223 juta jiwa adalah kelompok usia produktif. Jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi tersebut malah akan menjadi bencana demografi, sebagaimana dialami Brazil dan Afrika Selatan. Tidak ada salahnya kita belajar dari Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang, yang pernah berhasil memanfaatkan bonus demografinya untuk meningkatkan kemakmuran rakyat," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, generasi muda bangsa bukanlah generasi yang mudah percaya dengan bahasa verbal, seruan slogan, dan parade baliho yang sarat simbolisasi. Salah satu yang dibutuhkan generasi muda adalah sebuah role model yang dapat menjadi contoh dalam mengimplementasikan Pancasila dalam ranah realita.
"Karena itu, segenap kader Pemuda Pancasila harus membumikan Pancasila dalam setiap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tidak perlu muluk-muluk, tetapi nyata," pungkas Bamsoet. (*)
Posting Komentar