.

Jakarta, Nusantara Bicara  - Presiden Jokowi pernah mengeluarkan pernyataan kenapa pacul saja import, padahal perkakas ini mudah (simpel) dibuatnya. 

General Manager PT Indobaja Primamurni, Titus Ridi, mengatakan bahwa perkakas alat tangan sederhana di Industri Kecil Nasional terutama untuk perkebunan kelapa sawit yang mencapai 14 -16 juta Ha di Indonesia, merupakan potensi peluang yang besar. 

“PT Indo Baja merupakan binaan Kementrian Perindustrian , pada alat perkakas di perkebunan kelapa sawit ada 14 macam alat (item), perumpamaan ada  6 juta pemanen (orang) sawit di Indonesia menurut data BPS (2019) . Jika Target hanya 25-30 % saja,  2 x panen maka anggap 2 juta pemanen, omset perkakas (alat) panen sawit 1 juta rupiah alat x 2 juta pemanen=2 Trilyun,” ujarnya di stand Rabu (19/10/2022) Jiexpo INAGROTECH Kemayoran Jakarta Pusat. 

Harapannya, sambung Titus Ridi, Indonesia harus terlibat dalam hal perkakas ini. “Jangan import terus, saat ini masih "banyak"masuk import. Produk PT Indo Baja sudah SNI dan berTKDN juga ada produk didaftarkan hak paten (HAKI), sesuai anjuran pemerintah agar terus mempergunakan produk dalam negeri, kandungan lokal pada produk PT Indobaja Primamurni sudah di atas 40 %. Omset dan kualitas PT Indobaja tidak diragukan lagi. PT Indobaja baru mengusai 5 % saja pangsa pasar perkakas (alat) perkebunan kelapa sawit,” tuturnya.

PT Indobaja akhir bulan ini perdana  ekspor produknya ke Gabon (Afrika). Menunjukkan alat perkakas asli indonesia pun sdh bisa mulai di ekspor.(Agus)