Jakarta, Nusantara Bicara - Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA, ikut meramaikan pementasan wayang orang lakon "Pandawa Boyong" yang digelar di Teather Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu malam (15/1/2024).
Wayang Orang, digelar dalam rangka memperingati hari Dharma Samudera TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang jatuh tanggal 15 Januari.
Dalam jagad pewayangan, _Resi Abiyasa_, adalah putra dewi _Setyowati_ dan _Palasara_, yang memiliki sifat pandai, cerdas, bijaksana, sholeh, dan berwibawa. _Resi Abiyasa_ juga seorang pertapa, ahli pengobatan, berumur panjang dan memiliki ilmu kesaktian yang tinggi.
Kasau mengungkapkan, pementasan wayang orang "Padawa Boyong", sebagai simbol soliditas TNI - Polri selaku alat pertahanan keamanan negara. Kasau juga menyatakan pentingnya melestarikan budaya Indonesia (wayang orang) yang bernilai tinggi.
"Secara pribadi saya mencintai budaya Indonesia, khususnya Jawa. Makna dibalik pementasan ini, kita dapat mengetahui karakter seseorang, bahwa karakter baik akan di tempat yang baik, dan karakter tidak baik juga akan berada di tempat yang tidak baik, apalagi dengan maksud yang tidak baik," ungkap Kasau.
Lakon "Pandawa Boyong", menceritakan kepindahan (boyong) lima kesatria bersaudara Pandawa dari negeri _Alengka_ yang dikuasai _Kurawa_ ke negeri _Astinapura._
Kepindahan tersebut, untuk memerdekakan diri dari kekuasaan _Kurawa_ . Dalam kepindahan tersebut, para kesatria _Pandawa_ yang terdiri dari _Putadewa, Bimasena, Arjuna, Nakula, Sadewa,_ harus berperang melawan Kurawa yang jumlahnya jauh lebih besar dan persenjataan lebih lengkap. Dalam peperangan tersebut kesatria _Pandawa_ dapat mengalahkan _Kurawa._
Pergelaran wayang orang, juga melibatkan beberapa pejabat TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Polri, serta 450 prajurit TNI AL.
Makna yang terkandung dalam cerita "Pandawa Boyong", adalah pesan moral tentang penghayatan, dan pengamalan Pancasila secara lebih luas. Makna tersebut digambarkan oleh sifat-sifat yang melekat pada sosok lima kesatria Pandawa.
_Puntadewa_ memiliki sifat religi sebagai simbol sila pertama Pancasila Ketuhanan YME, _Bimasena_ yang adil dan penuh rasa kemanusiaan, representasi sila ke dua Pancasila. Arjuna mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan yang dinyatakan dalam sila ke tiga Pancasila.
_Nakula_ yang demokratis merepresentasikan sila ke empat Pancasila, dan _Sadewa_ yang welas asih simbol sila ke lima, Pancasila.
Dalam pementasan ini, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono, S.E.M.M.,
M.Tr.Opsla, memerankan _Bima Sena,_
Ny. Veronica Yudo Margono, sebagai _Dewi Nagagini,_
Kasad Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. sebagai _Batara Guru_, Kasal Laksamana TNIi Muhammad Ali S.E., M.M., M.Tr.Opsla, sebagai _Batara Baruna_, Kapolri, Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M,Si, berperan sebagai _Puntadewa_.(Dispenau)
Posting Komentar