.

Jakarta, Nusantara Bicara   --   Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerahkan 3 anak buah kapal (ABK) ke Kedutaan Besar Sri Lanka. Sebelumnya, ABK berkebangsaan Sri Lanka itu sempat diselamatkan oleh nelayan Indonesia.

Usai mendapat kabar penyelamaran, KKP pun langsung bergerak cepat melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Kedutaan Besar Srilanka di Jakarta untuk pemulangan ketiga ABK ke negaranya.

Kapal Perikanan KM Cahaya Putra Lestari yang dinahkodai oleh Saudara Tarjoko asal Pati menemukan kapal karam di perairan laut lepas Samudera Hindia pada hari Minggu, 18 Juni 2023.

Ketiganya diselamatkan oleh nelayan Indonesia di Kapal Motor Cahaya Putra Lestari dari laut lepas Samudera Hindia pada koordinat S 05°20'50", E89°40'60" pada Minggu (18/6).

' Mereka menemukannya, ketika hendak pulang menuju pelabuhan pangkalan karena adanya kerusakan generator mesin pendingin,” demikian dikatakan oleh Mochamad idnillah Direktur kapal perikanan dan alat penangkapan ikan pada media, dikantor PPS Nizam Zachman Jakarta pada Jum’at (30/6/2023).

Dijelaskan lebih lanjut, bahwa pada kapal karam tersebut, KM Cahaya Putra Lestari menyelamatkan tiga orang awak kapal perikanan berkewarganegaraan Sri Lanka yang telah terombang-ambing selama tiga hari di lautan

“Ketiga awak kapal tersebut Bernama Ithayarsan Chanturu, Anton Nevilstan, Alekkish Ajid Gihan Coors dalam kondisi sehat dan tiba di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman pada Kamis, 29 Juni 2023,” sebut Mochamad idnillah.

Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Ditjen Protokoler dan Konsuler, Kementerian Luar Negeri dan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia menyerahkan awak kapal perikanan tersebut kepada Kedutaan Besar Sri Lanka pada Jumat, 30 Juni 2023 agar dapat dibantu proses repatriasi atau proses pemulangan ke negara asal sesuai ketentuan yang berlaku.

“Indonesia dan Sri Lanka merupakan negara yang memiliki hubungan diplomatik yang sangat baik dan telah berlangsung selama 70 tahun. Sehingga dalam hal penanganan awak kapal ini mengedepankan nilai-nilai persahabatan dan kemanusiaan,” pungkas Mochamad idnillah.

Sementara dari Imigrasi Jakarta Utara Aris dan Widhi Kasi Intel mengatakan akan membuat catatan keimigrasian karena dokumen (pasport) mereka hilang, agar proses pemulanganya cepat. 

Kehadiran Imigrasi sangat penting agar dokumen WNA yang hilang saat berada di Indonesia cepat selesai untuk pemulangan ke negara asal.(Agus)