www.nusantarabicara.co

www.nusantarabicara.co
Media Perjuangan Penerus Cita-cita "The Founding Fathers" Bangsa Indonesia
Home » » Himpunan Pelajar Mahasiswa Gorontalo Pecah Kongsi, Sekjen HPMIG Ingatkan Hal Ini

Himpunan Pelajar Mahasiswa Gorontalo Pecah Kongsi, Sekjen HPMIG Ingatkan Hal Ini

Written By Nusantara Bicara on 30 Agu 2023 | Agustus 30, 2023

Jakarta, Nusantara Bicara  --   Dalam pertarungan antara ambisi dan semangat perubahan, tulisan ini membongkar tabir kelam dari dualisme di HPMIG. Terlepas dari cahaya kemajuan, kubu tanpa legitimasi hukum meronta-ronta dalam pertunjukan ironi yang merusak fondasi organisasi.

Dalam perjalanan panjang mengabdi kepada masyarakat dan daerah, Himpunan Mahasiswa Indonesia Gorontalo (HPMIG) telah menjadi simbol perjuangan dan regenerasi untuk kemajuan daerah. Namun, cahaya organisasi ini kini terabut oleh dualisme yang merusak inti dari yang kami perjuangkan. Di tengah persimpangan ini, kita memandang seberapa dalam konflik internal merongrong kubu yang sah, Pengurus Besar (PB) HPMIG, dan kubu tanpa legitimasi hukum yang meronta-ronta. 

Sebagai PB HPMIG yang sah, kami memiliki dasar legal berupa Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) yang memberi legitimasi atas keberadaan dan kepengurusan kami. Kami percaya bahwa HPMIG lahir sebagai wadah perubahan dan regenerasi untuk kemajuan daerah, dan itulah tekad yang kami pertahankan.


Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia Gorontalo (PB HPMIG) menyamapaikan bahwa dari awal berdiri, HPMIG telah menjelma sebagai wadah inspirasi bagi para mahasiswa di Gorontalo. Kami memiliki keyakinan kuat bahwa organisasi ini dapat menjadi katalisator perubahan positif dalam lingkup pendidikan, sosial, dan ekonomi daerah kami. Namun, dalam perjalanan ini, kita disadarkan oleh kenyataan pahit bahwa bahaya dualisme dapat mengancam bahkan menjadi ancaman yang terkuat dari kelangsungan organisasi ini.

“PB HPMIG (sah) telah berdiri tanpa tergoyahkan, menantang para "pemimpin bayangan" yang berusaha meruntuhkan fondasi yang kami bangun dengan susah payah. Kubu yang tidak sah, seakan-akan dengan klaim samar sebagai "pembela kebenaran," mencoba menggoyahkan otoritas dan legitimasi yang jelas telah diberikan oleh SK Kemenkumham. Tidak diragukan lagi, itu adalah pertunjukan hiburan ironi,” ungkap Aan.

Sangat menarik untuk menyaksikan bagaimana para senior ini, yang terjebak dalam nostalgia masa kejayaan mereka, berusaha keras menggagalkan perjalanan organisasi menuju visi masa depan. Sementara kami berupaya mengisi setiap langkah kami dengan semangat perubahan dan progresif, mereka terus membawa kita ke era masa lampau yang tanpa diragukan lagi, lebih nyaman bagi ego mereka yang terhormat.

“Dualisme yang kami hadapi bukan hanya menyebabkan perpecahan internal yang jelas, tetapi juga mengekang produktivitas dan keterlibatan kami dengan masyarakat. Sudah saatnya pandangan "back-to-the-past" ini dilemparkan ke tempat sampah sejarah. Kami menolak untuk menjadi boneka dalam pertunjukan mereka yang menghibur, dan dengan semangat tulus kami, kami akan terus menantang keberadaan mereka yang tidak berdasar,” jelas Aan.

Pertanyaannya adalah: apakah para "pembela ideal" ini benar-benar mengutamakan kemajuan daerah, ataukah hanya mementingkan panggung kecil mereka sendiri? Apakah mereka peduli dengan dampak dari tindakan mereka terhadap anggota dan masyarakat? Kami hanya bisa bertanya-tanya mengapa orang-orang yang berada dalam posisi senioritas ingin menghentikan kemajuan dan perubahan yang telah begitu kuat kami perjuangkan.

Namun, kami tidak akan mundur begitu saja. Kami tidak akan membiarkan upaya-upaya menjatuhkan kami menghentikan semangat kami. Ini adalah pertarungan untuk melepaskan diri dari belenggu masa lalu dan menjunjung tinggi nilai-nilai sejati organisasi kami. Kami berdiri sebagai pelopor perubahan yang nyata, bukan aktor dalam drama kepentingan sempit.

Selain itu, sementara kubu tanpa legitimasi ini mungkin merasa nyaman di dalam zona nyaman mereka yang samar-samar, kami, PB HPMIG yang sah, akan terus bergerak maju. Kami percaya dalam misi kami, kami percaya dalam visi kami, dan yang paling penting, kami percaya dalam legitimasi hukum kami yang jelas dan tidak dapat ditentang. Dualisme mungkin menjadi pemandangan menarik, tetapi kami tetap teguh dan tidak akan terpengaruh oleh show yang tak berdaya ini.

Keterlibatan Pemerintah:

“Kami berharap dukungan dan keterlibatan pemerintah setempat, termasuk Gubernur Gorontalo, dalam mengatasi dualisme ini. Pengakuan yang sah oleh SK Kemenkumham seharusnya menjadi pijakan yang mengarah pada penyelesaian konflik. Namun, kami menyaksikan dengan kecewa bagaimana masalah ini tidak mendapatkan perhatian yang pantas, sehingga berdampak pada perpecahan yang lebih dalam,” ujar Aan.

Gubernur, sebagai pemimpin daerah, seharusnya memiliki peran yang lebih besar dalam menengahi konflik seperti ini. Ketidakacuhan terhadap dualisme dalam HPMIG hanya memperpanjang penderitaan organisasi kami dan merusak citra kepemimpinan yang seharusnya memberikan solusi dan kedamaian.

Pandangan dari kubu kami yang sah atas dualisme dalam HPMIG memberikan gambaran yang tak kalah menariknya. Dualisme ini ibarat pembedahan yang dilakukan tanpa izin oleh "ahli bedah" yang tidak memiliki kualifikasi. Seolah-olah mereka ingin mengganti otak organisasi dengan amarah dan ambisi mereka sendiri, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang.

Alih-alih membentuk barisan yang kokoh untuk mencapai tujuan bersama, kami sekarang terjebak dalam pertempuran tak berujung di medan pertikaian internal. Seperti tim sepak bola yang lebih suka bersitegang di ruang ganti daripada bertanding di lapangan, kami terlalu terfokus pada duel internal dan kehilangan arah yang seharusnya kami tuju.

Ketika seharusnya kita memusatkan perhatian pada menggerakkan roda perubahan, kita malah terlibat dalam pertarungan yang sia-sia. Seakan-akan kita adalah sekelompok burung yang berusaha mencapai tujuan tertinggi langit, tetapi malah terjebak dalam jaringan pertentangan sendiri. Dualisme ini tidak hanya memutarbalikkan misi kami, tetapi juga menciptakan jarak antara kami dan masyarakat yang kami layani.

Tentu saja, dualisme ini menciptakan kebingungan di kalangan anggota dan masyarakat. Seperti cermin yang pecah menjadi potongan-potongan kecil, gambaran organisasi kami yang dulu begitu jelas kini terpecah-pecah dan sulit dipahami. Masyarakat, yang seharusnya menjadi mitra dalam perubahan, kini hanya bisa menyaksikan dengan bingung, mencari tahu di mana letak kebenaran sebenarnya.

Dalam berbagai kritikan dan tuduhan yang dilemparkan, citra HPMIG sebagai agen perubahan positif mulai tercoreng. Seolah-olah kami adalah protagonis dalam drama tragis yang mengalami kehancuran sendiri. Para penonton, termasuk masyarakat dan mitra kami, mulai meragukan kemampuan kami untuk mempengaruhi perubahan positif.

Setiap detik yang kami habiskan dalam perseteruan ini seakan-akan seperti mencuci tangan di dalam air keruh yang semakin kotor. Sementara waktu terus berjalan, peluang untuk mewujudkan visi dan misi kami menjadi semakin pudar. Kami lupa bahwa saat kita saling berbenturan, peluang nyata mengalir melewati jari-jemari kita dan menguap begitu saja.

Jadi, marilah kita terus bermain dalam sandiwara ini, membiarkan dualisme merajalela dan merusak fondasi organisasi kita. Seakan-akan kita lebih nyaman dalam pertarungan internal daripada bersatu untuk mewujudkan tujuan mulia kita. Mungkin sudah saatnya kita kembali pada misi yang sejati, merangkul kolaborasi, dan memberikan dampak positif yang sebenarnya kami ciptakan untuk daerah dan masyarakat.

Dualisme bukanlah akhir dari perjalanan PB HPMIG, melainkan babak baru yang penuh dengan semangat kepahlawanan. Seperti pahlawan dalam kisah epik, kami meyakini bahwa dengan mengangkat bendera nilai-nilai organisasi yang kokoh dan membara semangat pengabdian, kami akan menghadapi rintangan ini dengan kepala tegak dan hati yang kuat. 

Kita bayangkan jika benang-benang pengalaman, semangat, dan tekad kita, dijahit bersama dalam sebuah kain keberanian yang tak tergoyahkan. Kita akan merajut kembali kekuatan HPMIG dengan setiap jahitan yang dipenuhi dedikasi dan harapan. Marilah kita mengajak seluruh anggota dan pihak yang sejalan untuk bersama-sama menyulam kembali mimpi dan cita-cita HPMIG, menciptakan mahakarya yang tak hanya mengilhami, tetapi juga mendorong kemajuan daerah dan masyarakat.

Kami, sebagai PB HPMIG yang sah, adalah bukti bahwa integritas adalah api suci yang tidak bisa dipadamkan oleh angin kemelut. Seperti api yang terus berkobar di tengah badai, dedikasi kami membara dan semangat kami tak terkalahkan. Ini adalah dasar yang tak tergoyahkan yang akan menjadi tiang penyangga dalam menghadapi segala ujian yang datang.

Seperti pahlawan dalam cerita rakyat yang menantang rintangan tak terhitung jumlahnya, kami akan menjaga visi kami sebagai agen perubahan yang positif. Kami percaya, dengan dukungan dari semua pihak yang melihat potensi nyata yang dimiliki oleh HPMIG, kita akan melihatnya bangkit dari abu dualisme ini, seperti burung phoenix yang bangkit dari kepungan abu untuk terbang lebih tinggi dari sebelumnya.

“Jadi, mari kita hadapi masa depan dengan kepala tegak dan tekad yang kuat. Kita akan menggali potensi tak terbatas yang ada dalam diri kita dan menerjemahkannya menjadi perubahan positif yang akan menggetarkan Gorontalo. Dengan semua pihak yang bersatu dalam semangat perubahan ini, kita akan membuktikan bahwa ketika nilai-nilai yang kuat dipadukan dengan tekad yang tak tergoyahkan, tidak ada dualisme atau rintangan yang dapat menghalangi langkah kita menuju keberhasilan,” tutup Aan.(Agus)

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2018 - All Rights Reserved
Created by Nusantara Bicara