Jakarta, Nusantara Bicara --- Penurunan signifikan kelas menengah (middle class) di Indonesia turut menjadi pemberitaan di luar negeri.
Soemaryoto menyoroti pandangan para analis yang menyatakan kondisi ini
Kelas menengah menjadi faktor penting dalam menunjang sekaligus penggerak utama ekonomi Indonesia yang jumlahnya mencakup 66,6 persen.
Sehingga, apabila jumlahnya semakin merosot akan berdampak terhadap keuangan bahkan berpotensi menimbulkan masalah serius, seperti kemiskinan, ujarnya Selasa (4/9).
Mengutip pernyataan kondisi kelas menengah turun peringkat terjadi sejak pasca pandemi COVID-19.bebernya.
Rektor UNINDRA beban pengeluaran masyarakat kelas menengah untuk kebutuhan transportasi terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan, beban pengeluaran tersebut sudah lebih tinggi dari rekomendasi "kesehatan" finansial masyarakat, tambahnya.
Pengeluaran masyarakat kelas menengah untuk transportasi meningkat sekitar 7,5 persen dari 2019 ke tahun 2024.
Hal ini sebagaimana ditunjukan oleh data Survei Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan BPS secara berkala. "Pengeluaran pada trasnportasi dominan untuk transportasi darat, biaya naik becak, ojek, taksi, mikrolet, minibus, dan lain-lain.
Penyebab susutnya kelas menengah atas dan bawah karena buruknya kinerja sektor manufaktur dalam negeri.
Kondisi ini menimbulkan efek domino, yakni tren pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 100 ribu pekerja.(Agus)
Posting Komentar