Jakarta, Nusantara Bicara --- Peran pendiri bangsa dalam pembebasan dan kemerdekaan Palestina terekam dalam sebuah buku berjudul:” Degub Cita Para Pendiri Bangsa untuk Palestina yang dilaunching pada Senin ( 28/10/2024) di Jl. Cikini Raya no. 82 Jakarta Pusat.
Buku karya Hadi Nur Ramadhan, Pizaro Gozali Idrus setebal 282 tersebut menuliskan pernyataan dari para tokoh pendiri bangsa tentang Palestina seperti H. Agus Salim, M. Natsir, Mr. M. Roem, KH. Wahab Hasbullah, Dr. Roeslan Abdul Gani dll.
Usai peluncuran H. Agus Tanzil salah seorang cucu Mantan Menteri Luar Negeri, H. Agus Salim. Menurutnya, Kita harus membangun kesadaran bangsa kita bahwa pembebasan dan perjuangan untuk Palestina merdeka itu adalah konsen kita semua karena ini masalah kemanusiaan bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, tuturnya.
Agus Tanzil Cucu H. Agus Salim. |
Dahulu juga Palestina walaupun belum merdeka namun memberi dukungan kepada Indonesia dimana pada saat itu H. Agus Salim, AR Baswedan, Nasir Panuntjak dan Mohamad Rasjidi waktu itu mencari dukungan ke negara lain, ternyata yang pertama kali memberikan pengakuan kemerdekaan dari dunia internasional yaitu dari negara-negara di Timur Tengah . Diantaranya, Mesir dan Palestina meski belum merdeka sudah memberi dukungan pengakuan ke negeri kita.
Dan beberapa negara Arab lainnya yang memberikan pengakuan atas kemerdekaan kita, diantaranya Arab Saudi, Suriah, Irak, Yaman, Afghanistan, Irak, Turki. Itu hasil delegasi Hadji Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak dan Moh. Rasjidi ke negara-negara Arab utk mendapatkan pengakuan dunia internasional.
Entri pointnya kita mendapatkan pengakuan dari negara-negara arab karena jaringan islam. Jadi jaringan islam itu dimanfaatkan untuk kebangsaan dan kebaikan. Kalau tidak kita sulit dari mana mendapatkan pengakuan kedaulatan,” kata Cucu Agus Salim ini.
Karena itu, kata Agus Tanzil, Maka kita harus lebih membangkitkan kesadaran untuk kemerdekaan Palestina, minimal kita berdoa dengan punya rasa simpati dan empati serta keberpihakannya pada kebenaran. Dalam masalah Palestina ini kita memang harus ada permainan diplomasi yang mumpuni.
“Saya selalu mengingatkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa karena dengan itu kita bisa menjadi satu negara yang dihormati di dunia. Jika kita sendiri tidak bersatu terlepas siapa yang benar dan siapa yang salah tapi pemerintahnya tidak terlalu disukai oleh rakyatnya misalnya, itu akan melemahkan kondisi negara kita di dunia internasional,” tambahnya.
Marilah rakyat sama2 menghormati pemerintah sedangkan pemerintahnya berprilaku terhormat supaya menjadi bangsa yang respectable. Dengan menjadi bangsa yang respectable itu suara kita akan di dengar di dunia internasional. Dalam konteks Palestina kita harus menghentikan faktor penyebabnya. Jangan ada serangan-serangan lagi,” ingat Agus.
Ketika ditanya Tanggapannya terhadap pidato Presiden Prabowo soal Palestina? Menurut Agus, Ya Pak Prabowo dulu kan militer yang mewakafkan dirinya untuk bangsa dan negara, kita harapkanlah supaya dia betul-betul siap untuk berjiwa ksatria dalam menjaga kedaulatan bangsanya untuk meneruskan cita-cita dan tujuan pendirian bangsa dan negara ini sesuai pembukaan UUD 1945 dan memerankan politik luar negeri yang bebas aktif, menjaga perdamaian ini semua harus dijalankan.
"Saya berharap banyak dan optimis terhadap Presiden Prabowo, cuma hanya agak sedikit tergerus optimisme saya ketika jumlah menteri di kabinetnya yang terlalu banyak karena belum pernah ada Presiden menggunakan menteri dari presiden sebelumnya sebegitu banyak. Akhirnya yang berkembang banyak dugaan-dugaan dan kekhawatiran-kekhawatiran. “Saya berharap Pak Prabowo cepat melakukan evaluasi,” harap Agus. (PS).
Posting Komentar