Bangkok, Nusantara Bicara --- Langit Kota Bangkok pagi itu cerah. Di atas podium arena Kongres ACC (Asian Cycling Confederation), Rabu 06 Februari 2025, Raja Sapta Oktohari atau RSO berdiri gagah dengan stelan jas Eropa, mikrofon di depannya merekam suaranya yang khas putra berdarah Padang Makassar, luwes menyapa peserta Kongres.
“One Asia, One Vision, One Family adalah simbol tiga kata yang menjadi landasan moral RSO untuk merebut posisi Presiden ACC. “
Riuh tepuk tangan membahana di Royal Room Hotel Hyatt Regency, tatkala RSO atau bang Okto sering di sapa kalangan kerabat usai mempresentasikan Visi dan Misinya dalam bentuk dokumenter tampilan Videotron, di balik sorotan kamera, ketegangan terasa diantara dua kandidat yang bersaing menduduki kursi nomor Wahid organisasi sepeda tingkat Asia tersebut.
Berlahan dan pasti langkah demi langkah setiap utusan yang berjumlah 41 negara hadir berdiri satu persatu menuju kotak suara transparan untuk memberikan Vote pengganti Presiden ACC yang demisioner Mr. Osama Ahmed Al Shaafar dari Dubai, UAE.
Sebelum pengumuman perolehan suara ditampilkan di dua sisi videotron, kotak suara transparan tersebut dibawa ke salah satu ruangan Committe Kongres untuk dihitung tertutup _(tidak lazimnya sebuah perhelatan model voting)_. Sebagian tersenyum, mungkin ada juga yang bertanya dalam hati dan setengah gelisah, khususnya tim dari bang Okto, Om Deddy Ketua Tim RSO, “Kenapa kotak suara dibawa kedalaman dan tidak di hitung terbuka dihadapan para peserta Kongres?”
Benarkah ada sandiawara dalam pemilihan Presiden ACC periode 2025-2029?
Manager Tim RSO, Bung Ikhsan Tualika, mengaku mendengar isu ini. "Saya ada dengar selentingan sedikit-sedikit tentang adanya persekongkolan, bahwa sehari sebelumnya RSO merasa aneh secara pysikologi seakan terjadi penghianatan komitmen,” kata Bung Ikhsan.
Benar adanya sandiwara kongress ACC tahun 2025 ini terjawab dengan hasil suara yang menunjukan angka 17 : 24, sontak tim RSO bagai disambar petir disiang bolong, berbanding terbalik Amrjit Shin Gill (ASG) asal negara Malaysia yang merupakan pesaing RSO meraih kursi Presiden ACC begitu riang gembira menyalami dan berpelukan di setiap kesempatan dalam arena kongres. Bahkan dalam pidato kemenangannya berulang kali menyebut nama Raja Sapta Oktohari dan seketika itu RSO beranjak dari kursi Vice Presiden ACC menuju podium ASG diamana ia berpidato langsung berangkulan sekaligus ucapan selamat dari bang Okto.
Melihat sisi luar arena kongres terdapat Sofa eksekutif berjejer yang duduk salah satu adik kandung RSO, Raja Sapta Aji (RSA) meratapi permainan tingkat Asia ini dengan jiwa besar, tetap tegar dan terus memotivasi abangnya. “Mungkin bukan tempat bang Okto disini, namun ada yang lebih bergengsi untuk mengabdi dalam organisasi Speda Internasional atau di UCI (Union Cycliste Internationale),” ucapnya memberi semangat.
Usai memastikan kekalahan merebut posisi Presiden ACC, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Jadi Rajagukguk, Wakil Ketua Harian PB ISSI, segera meninggalkan arena kongres menuju lantai 26 Hyatt Regency sambil menikmati secangkir kopi hitam dan berkata, “Bang Okto ini lebih pantas memimpin sebuah partai politik dengan membentuk Partai baru atau bergabung ke partai yang sudah ada,” tegas pengusaha hiburan Kota Batam.
Semoga tercapai cita-cita bang Okto dan mengalir bagaikan air yang selalu menyejukkan orang banyak.(Marwanto)
(Foto & Teks : Marwanto).
Posting Komentar