Pelangiran - Pada Kamis, 13 Februari 2025, sekitar pukul 21.00 WIB, dilakukan kegiatan identifikasi dan penanganan konflik satwa Harimau Sumatera di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Kegiatan ini dilaksanakan Polsek Pelangiran bersama sejumlah pihak terkait, termasuk pemerintah kecamatan, BBKSDA Riau, serta perwakilan desa. Tujuannya adalah memastikan langkah mitigasi tepat guna mengantisipasi potensi konflik antara harimau dan masyarakat.
Kegiatan dihadiri oleh Camat Pelangiran Hardinata, SP, Ps. Kanit Intelkam Polsek Pelangiran Bripka Pebriansyah, SH,Tim BBKSDA Riau Asep Firman, Azwar, dan Rudi Cahya Perdana, Lurah Pelangiran Asrowi,serta Kades Baung Rejo Jaya Ali Sodikin dan Kades Wonosari Wahyudi. Kolaborasi multipihak ini menunjukkan keseriusan dalam menangani ancaman sekaligus melindungi satwa dilindungi tersebut.
Tim melakukan identifikasi dengan mengecek jejak harimau di empat lokasi: kawasan perkebunan kelapa Desa Baung Rejo Jaya, area penggembalaan ternak Desa Wonosari, perkebunan Parit Tanjung Pandak II Kelurahan Pelangiran, dan pemukiman warga di Parit Tanjung Pandak II. Pengecekan dilakukan secara detail untuk memastikan pola pergerakan satwa dan tingkat risiko terhadap warga.
Kapolsek Pelangiran, Iptu Anton Hilman, SH., MH, menjelaskan bahwa hasil sementara menunjukkan kemunculan harimau di tiga lokasi tersebut berasal dari satu individu yang sama. “Berdasarkan analisis jejak, diperkirakan ini adalah harimau jantan remaja yang sedang mencari wilayah teritorial baru. Ini menjadi penyebab frekuensi kemunculannya di area permukiman,” ujarnya.
Hilman menegaskan, upaya ini merupakan bagian dari pencegahan konflik jangka panjang. “Kami tidak hanya memastikan keamanan warga, tetapi juga mengedepankan perlindungan satwa langka. Harimau Sumatera adalah aset ekosistem yang harus dijaga,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi sinergi cepat antara BBKSDA, pemerintah daerah, dan kepolisian dalam merespons laporan masyarakat.
Lebih lanjut, Kapolsek menyatakan bahwa pemantauan akan terus dilakukan. “Kami telah berkoordinasi dengan BBKSDA untuk memasang kamera trap dan meningkatkan patroli di zona rawan. Masyarakat juga diimbau tidak panik, tetapi tetap waspada dengan melaporkan setiap tanda keberadaan harimau,” tambahnya.
Dari sisi mitigasi, Tim BBKSDA Riau akan melakukan sosialisasi kepada warga tentang langkah evakuasi darurat dan menghindari aktivitas sendirian di area berisiko. “Kami juga mendorong peternak untuk meningkatkan pengamanan kandang guna mengurangi potensi serangan pada hewan ternak,” jelas kapolsek
Kegiatan yang berakhir pukul 23.00 WIB ini berjalan lancar dan terkendali. Kapolsek menyatakan situasi saat ini aman, namun meminta semua pihak tetap siaga. “Penanganan konflik satwa liar membutuhkan kesadaran kolektif. Kami optimis dengan kerja sama ini, ancaman dapat diminimalisir tanpa mengganggu kelestarian harimau,” tutupnya. Upaya lanjutan akan difokuskan pada pemantauan intensif dan edukasi masyarakat.
Posting Komentar