Jakarta, Nusantara Bicara --- Syarikat Islam Indonesia cabang Jakarta Pusat mengapresiasi langkah Amerika Serikat yang sejauh ini tidak lagi mendukung kekejaman Israel menyerang Palestina, hal ini dibuktikan dengan keseriusannya yang berperan dalam melakukan proses perjanjian damai dan gencatan senjata (Penghentian perang) antara Israel dan Gaza, ditambah lagi dengan penarikan persenjataan rudal-rudal Patriot dari Israel dan penempatan warga sipil Amerika (Tentara Bayaran) di Gaza untuk mengawasi proses perjanjian damai atau gencatan senjata agar dapat berjalan dengan baik.
Langkah ini tentu saja
membuat Israel menjadi lemah dan mencari selamat dengan melakukan penarikan
mundur pasukannya dari jalur Gaza.
Melihat gambaran Palestina
sekarang ini, sama seperti melihat gambaran Indonesia pada saat-saat menjelang
kemerdekaannya di tahun 1945 dahulu. Yaitu, sama-sama mendekati detik-detik pintu
gerbang kemerdekaannya, sama-sama sabar dan tabah dalam menjalani nasib dijajah
oleh negara lain (bahkan Indonesia mengalami penjajahan kurang lebih sekitar 350
tahun) dan sama-sama mempunyai tekad tidak pernah menyerah, sama-sama
memekikkan kalimat Allah Akbar dalam perjuangannya, kemudian bila Indonesia yang
dahulu pada awal-awal dijajah, perjuangannya melawan penjajah hanya bersifat
sporadis (kedaerahan) lalu menjelang kemerdekaannya muncul tokoh-tokoh seperti HOS Tjokroaminoto, H. Agus Salim dan tokoh-tokoh
bangsa Indonesia lainnya yang mampu menyatukan perjuangan sehingga menjadi bersifat
berskala nasional dan menghilangkan ‘egosentris’ tokoh-tokoh daerah yang
awalnya berjuang hanya untuk daerahnya saja tapi berkat tokoh-tokoh bangsa seperti
HOS Tjokroaminoto, H. Agus Salim dan
lain-lainnya maka tiap-tiap daerah di Indonesia merasa senasib dan sepenanggungan
dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia dari ujung Aceh sampai ujung Papua untuk bersatu
dalam perjuangan bersifat skala nasional dalam melawan penjajah sehingga hal
ini melahirkan kekuatan yang besar dan melahirkan bibit-bbit pejuang baru yang
lebih kuat ke depannya, sama seperti di Palestina yang kini mulai bangkit
bersatu, menghilangkan ego sentris kedaerahannya, kesukuannya, aliran keagamaannya
dan persatuan ini memunculkan ketokohan nasional bukan ketokohan kedaerahan,
kesukuan atau aliran keagamaannya yang mempersatukan atas nama negara Palestina
dan dampaknya tentu saja menghadirkan bibit-bibit perjuangan yang lebih kuat ke
depannya.
Namun, jangan lupa bahwa
kekuatan terbesar dan utama itu adalah doa-doa. Komunitas Palestina diharapkan
untuk terus memberi kabar ke seluruh dunia tentang keadaan dan situasi
perjuangan melawan penjajah disana. Karena ada salah satu atau beberapa muslim
yang bersembunyi dan menyembunyikan dirinya di salah satu belahan dunia yang mana
doa-doanya itu dikabulkan oleh Allah SWT. Berkat bantuan doa mereka lah maka
Allah Subhana Wa Ta’ala akan turun tangan dan membuat segala sesuatunya dapat
terjadi. Saya rasa negara Indonesia meyakini itu. Sehingga Indonesia pun menyatakan
kemerdekaannya dengan Maklumat “Atas Rahmat Tuhan YME maka Indonesia menyatakan
kemerdekaannya dan mencapai pintu gerbang kemerdekaannya,” tutur Padrika Siregar
selaku ketua cabang Jakarta pusat Syarikat Islam Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh HOS. Tjokroaminoto sebelum kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Melihat dari karakteristik
dan posisi yang dialami oleh kedua negara antara Indonesia dan Palestina. Memang
seperti semangka dibelah dua. Itulah sebabnya,
mengapa Indonesia itu sudah seperti saudara dengan Palestina. Karena takdir nasibnya
sama. Sama-sama mengalami penjajahan dan disamping itu, Indonesia juga merasa mempunyai
hutang budi kepada Palestina sebab saudara Palestina adalah negara yang pertama
kali mendukung dan mengakui kemerdekaan Bangsa Indonesia di tahun 1945.
Akhir kata, ketua Syarikat Islam Indonesia (SII) cabang
Jakarta Pusat mengatakan, “Selamat
Berjuang kepada saudara-saudara ku di Palestina, doa dan kekuatan kuberikan
untuk kalian. Jangan pernah menyerah melawan kedzoliman. Niatkanlah perjuangan
kalian untuk Ibadah dan manfaat untuk anak-cucu bangsa kalian ke depannya. Insyaa
Allah ! kalian akan mencapai apa yang kalian cita-citakan.”
Dan kepada Negara Amerika, Syarikat Islam Indonesia cabang Jakarta Pusat menyampaikan. Jangan membuat
pasukan Ghoib menjadi muncul dan aktif permanen ke dalam urusan dunia ini,
kebakaran di Los Angeles-California adalah salah satu contoh kecil hadirnya kekuatan
ghoib yang ikut menambah peningkatan
jenis dan variasi kekuatan menghancurkan yang baru, disamping kekuatan-kekuatan seperti bom
dan nuklir yang sudah ada di dunia. Mari jadikan dunia ini khususnya di Timur
Tengah menjadi damai dan bermanfaat bagi seluruh manusia disana. Dalam nama
Tuhan kami percaya Amerika mau melakukannya, harap Padrika mengakhiri.(PS)
'pasukan Ghaib' ini menjadi aktif dan hidup, ini artinya akan ada
peningkatan jenis dan variasi kekuatan yang muncul ke depannya bila Israel dan
Amerika Serikat tidak berhenti berbuat 'gila'.
Posting Komentar