Jakarta, Nusantara Bicara -- Pada tahun 1953, ketika Indonesia baru saja bangkit dari masa kolonial dan tengah mencari jati diri sebagai negara merdeka, Dasuki Angkosubroto memulai langkah kecil namun visioner dengan mendirikan sebuah perusahaan dagang komoditas. Tak ada yang menyangka bahwa puluhan tahun kemudian, perusahaan bernama Gunung Sewu itu akan menjelma menjadi salah satu kelompok usaha paling berpengaruh di Indonesia—bahkan di panggung internasional.
Kini, tonggak sejarah tersebut diteruskan oleh sang anak, Husodo Angkosubroto, yang memimpin transformasi Gunung Sewu dari perusahaan keluarga menjadi konglomerasi lintas sektor. Di bawah kendalinya, Gunung Sewu Group (GSK) bukan hanya melanjutkan warisan sang ayah, tetapi juga berekspansi agresif ke berbagai bidang: agribisnis, properti, layanan keuangan, manufaktur, hingga energi.
Dari Ladang Nanas ke Dunia
Salah satu tonggak penting dalam kepemimpinan Husodo adalah pengembangan sektor agribisnis melalui anak usaha unggulan mereka, Great Giant Pineapple (GGP). Perusahaan ini mengelola lebih dari 30.000 hektare kebun nanas di Lampung—salah satu kebun nanas terluas di Asia—dan mengolah sekitar 500.000 ton nanas per tahun. Produk olahannya diekspor ke lebih dari 60 negara, menjadikan GGP sebagai salah satu eksportir nanas kaleng terbesar di dunia.
Lebih dari sekadar angka produksi, keberhasilan GGP menjadi simbol bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam rantai pangan global, dengan kualitas yang mampu bersaing di pasar internasional.
Diversifikasi yang Strategis
Namun kekuatan Gunung Sewu tak hanya terletak di agribisnis. Di bawah kendali Husodo, perusahaan melakukan diversifikasi ke sektor properti dan layanan keuangan, dua bidang yang tumbuh cepat seiring pertumbuhan kelas menengah Indonesia.
Bisnis real estat Gunung Sewu mencakup pengembangan kawasan terpadu, manajemen aset, serta properti komersial. Sementara di sektor asuransi, perusahaan menghadirkan berbagai solusi perlindungan keuangan bagi masyarakat urban yang semakin sadar pentingnya manajemen risiko.
Selain itu, Husodo juga membawa grup masuk ke sektor energi dan pertambangan. Salah satu langkah beraninya adalah mengakuisisi mayoritas saham—sebesar 75%—di Baramutiara Prima (BMP), sebuah perusahaan tambang batu bara yang merupakan anak usaha dari Cargill Tropical Palm PTE LTD. Langkah ini menunjukkan keseriusan GSK dalam merambah sektor energi yang sangat strategis bagi Indonesia.
Dari Warisan ke Reputasi
Transformasi ini tidak terjadi dalam semalam. Husodo Angkosubroto yang bergabung ke Gunung Sewu sejak 1977, telah lebih dari empat dekade membangun pondasi profesional di dalam struktur bisnis keluarga. Ia mengedepankan profesionalisme, keberlanjutan, serta tata kelola modern sebagai dasar dari ekspansi GSK.
Sebagai hasilnya, nama Husodo kini tercatat dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes, baik pada tahun 2021 maupun 2024. Di tahun 2024, kekayaannya diperkirakan mencapai USD 1,3 miliar atau sekitar Rp21,4 triliun, menempatkannya di posisi ke-43 orang terkaya di Indonesia.
Inspirasi untuk Regenerasi Bisnis Keluarga
Kisah Gunung Sewu adalah salah satu contoh paling berhasil dalam regenerasi bisnis keluarga di Indonesia. Di tengah tantangan yang kerap muncul ketika perusahaan keluarga memasuki generasi kedua atau ketiga—seperti konflik internal, stagnasi inovasi, atau kurangnya profesionalisme—Husodo membuktikan bahwa warisan bisa menjadi batu loncatan, bukan sekadar beban sejarah.
Dengan pendekatan visioner dan strategi diversifikasi yang cermat, ia berhasil menjaga integritas bisnis sembari membawanya masuk ke era baru. Bahkan, Gunung Sewu kini telah membuka sayap ke berbagai negara dan menjadi mitra strategis dalam rantai pasok global.
Menuju Masa Depan
Gunung Sewu bukan lagi sekadar bisnis keluarga—ia telah menjadi simbol ketahanan, transformasi, dan kemampuan lokal untuk bersaing di panggung global. Di tangan Husodo Angkosubroto, warisan Dasuki bukan hanya bertahan, tetapi juga berkembang.
Dengan terus tumbuhnya sektor agribisnis, properti, energi, dan keuangan, serta dorongan ekspansi internasional yang berkelanjutan, Gunung Sewu diyakini akan terus menjadi salah satu kekuatan utama dalam lanskap bisnis Indonesia.(Agus)
Posting Komentar